Pantauan detikcom, Jumat (4/10/2013), di jantung Kota Pahlawan, banyak kendaraan yang bandel. Rambu larangan parkir dan berhenti seolah dianggap hiasan.
Di Jalan Basuki Rahmat (Basra) dan Jalan Embong Sawo, misalnya. Rambu tersebut terpampang jelas, namun masih ada angkutan umum seperti angkot maupun taksi yang tak menghiraukannya.
Di dekat jembatan penyeberangan orang atau depan Ranch Market, Basuki Rachmat, angkutan umum dengan tenangnya berhenti untuk mencari penumpang.
Setelah beberapa menit berhenti, mereka melajukan kendaraannya dengan pelan. Beberapa meter di depannya terdapat rambu S coret. Lagi-lagi mereka berhenti dan mencari calon penumpang.
Rambu P coret lainnya juga berdiri di depan Tunjungan Plaza (TP). Meski di halaman mal tersebut sudah antre untuk mengangkut pengunjung tapi masih ditemukan taksi lainnya yang ngetem di depan TP.
Kawasan itu dikenal sebagai jalur yang padat lalu lintasnya. Kadangkala akibat ulah angkutan umum yang ngetem mampu membuat arus lalu lintas tersendat.
Pelanggaran angkutan umum ini juga karena peranan masyarakat pengguna angkutan umum yang juga menyetop di dekat rambu.
Selain di Jalan Basuki Rahmat, juga terpantau rambu S coret di Jalan Embong Sawo. Saat itu arus lalu lintas paddat sekali, tapi di dekat rambu larangan berhenti itu, berjejer mobil parkir di sisi kiri.
Pelanggaran di kawasan tersebut nampaknya masih belum tersentuh penertiban tim gabungan dari Dinas Perhubungan (Dishub), kepolisian dan Garnisun.
(roi/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini