Fakta-fakta Tentang Cukrik, Minuman Pencabut 14 Nyawa di Surabaya

Fakta-fakta Tentang Cukrik, Minuman Pencabut 14 Nyawa di Surabaya

- detikNews
Senin, 23 Sep 2013 15:48 WIB
Fakta-fakta Tentang Cukrik, Minuman Pencabut 14 Nyawa di Surabaya
Jakarta - Di beberapa daerah, ada minuman keras yang khas, baik bahan maupun namanya. Tapi prinsipnya sama, yakni sama-sama berbahaya. Kadang menelan korban jiwa. Sebagaimana terjadi di Surabaya dua minggu terakhir.

Cukrik, nama miras khas sekitar Surabaya dan Gresik itu. Minuman ini sejenis arak, mengandung alkohol, dan biasanya dicampur spiritus. Pedagang mengemasnya dalam botol air mineral dan menjualnya secara sembunyi-sembunyi.

Korban tewas secara berurutan sejak Sabtu (14/9/2013) yakni Soleh, Cito, Martoyo, Yudi dan Yanto, warga Kelurahan Pakis, Surabaya. Kemudian disusul korban-korban lainnya. Hingga Minggu (22/9), setidaknya 14 orang jadi korban. 11 Orang dari Surabaya dan 3 orang dari Gresik.

Polisi menggerebek 6 pedagang cukrik di Sawahan, Surabaya. Sedangkan si produsen masih buron. Berikut fakta-fakta dalam peristiwa tersebut:


1. Kandungan Alkohol di Atas 40 Persen

Foto: Rois Jajeli/detikcom
Tidak ada keterangan resmi berapa kandungan alkohol dalam cukrik. Penjual mengira-ngira minuman tradisional tersebut mengandung 40 persen alkohol. Kandungan itu semakin berbahaya jika cukrik dioplos dengan zat lain, seperti suplemen dan spiritus.

"Kalau dilihat seperti air sulingan dan bening," ujar warga Surabaya yang kadang menenggak miras tersebut, Mugi, kepada detikcom, Sabtu (21/9/2013).

"Saya nggak tahu berapa persen kandungan alkoholnya, karena polosan dan kalau beli kadang dibungkus plastik," tambahnya.

2. Dijual Rp 11 Ribu - Rp 60 Ribu

Foto: Rois Jajeli/detikcom
Harga cukrik bervariasi. Dijual dalam bentuk paket-paket. Ada seperempat, setengah, atau seliter. Harganya mulai Rp 11 ribu hingga Rp 60 ribu.

Pedagang mengaku membeli seharga Rp 10 ribu, kemudian menjualnya dengan harga Rp 15 ribu. Mereka mengaku 'paket hemat' itu laris di kalangan bawah. Dalam waktu 2 minggu, 2 kardus yang berisi 24 botol ukuran 600 ml, langsung habis.

3. Pemasok Eks Polisi

Rumah Budi Utomo (Foto: Rois Jajeli/detikcom)
Nama Budi Utomo muncul saat polisi menelusuri agen cukrik. Dia beralamat di Jalan Kutai, Wonokromo, Surabaya. Sudah 2 tahun ia menghuni rumah tersebut dan menyewa sebuah rumah di seberangnya. Oleh Budi, rumah sewaan dijadikan tempat produksi cukrik.

Rumah Budi sepi sejak kasus cukrik terungkap. Sedangkan rumah sewaan terlihat tak terawat. Di rumah sewaan terdapat 41 kardus besar di dalamnya berisi 24 botol ukuran 1,5 liter miras cukrik, 23 kardus kecil berisi 24 botol ukuran 600 ml. Ada juga 21 jerigen ukuran 30 liter berisikan cukrik, 368 botol air mineral ukuran 1,5 liter siap isi, dan 19 galon kosong kapasitas 30 liter.

Dari hasil penelusuran, Budi merupakan pecatan polisi dengan pangkat terakhir kopral kepala (Kopka). Ia pernah berdinas di Polwil Bojonegoro. Hingga saat ini, pemasok cukrik ini masih dicari.
Halaman 2 dari 4
(try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.