Cukrik, nama miras khas sekitar Surabaya dan Gresik itu. Minuman ini sejenis arak, mengandung alkohol, dan biasanya dicampur spiritus. Pedagang mengemasnya dalam botol air mineral dan menjualnya secara sembunyi-sembunyi.
Korban tewas secara berurutan sejak Sabtu (14/9/2013) yakni Soleh, Cito, Martoyo, Yudi dan Yanto, warga Kelurahan Pakis, Surabaya. Kemudian disusul korban-korban lainnya. Hingga Minggu (22/9), setidaknya 14 orang jadi korban. 11 Orang dari Surabaya dan 3 orang dari Gresik.
Polisi menggerebek 6 pedagang cukrik di Sawahan, Surabaya. Sedangkan si produsen masih buron. Berikut fakta-fakta dalam peristiwa tersebut:
1. Kandungan Alkohol di Atas 40 Persen
Foto: Rois Jajeli/detikcom
|
"Kalau dilihat seperti air sulingan dan bening," ujar warga Surabaya yang kadang menenggak miras tersebut, Mugi, kepada detikcom, Sabtu (21/9/2013).
"Saya nggak tahu berapa persen kandungan alkoholnya, karena polosan dan kalau beli kadang dibungkus plastik," tambahnya.
2. Dijual Rp 11 Ribu - Rp 60 Ribu
Foto: Rois Jajeli/detikcom
|
Pedagang mengaku membeli seharga Rp 10 ribu, kemudian menjualnya dengan harga Rp 15 ribu. Mereka mengaku 'paket hemat' itu laris di kalangan bawah. Dalam waktu 2 minggu, 2 kardus yang berisi 24 botol ukuran 600 ml, langsung habis.
3. Pemasok Eks Polisi
Rumah Budi Utomo (Foto: Rois Jajeli/detikcom)
|
Rumah Budi sepi sejak kasus cukrik terungkap. Sedangkan rumah sewaan terlihat tak terawat. Di rumah sewaan terdapat 41 kardus besar di dalamnya berisi 24 botol ukuran 1,5 liter miras cukrik, 23 kardus kecil berisi 24 botol ukuran 600 ml. Ada juga 21 jerigen ukuran 30 liter berisikan cukrik, 368 botol air mineral ukuran 1,5 liter siap isi, dan 19 galon kosong kapasitas 30 liter.
Dari hasil penelusuran, Budi merupakan pecatan polisi dengan pangkat terakhir kopral kepala (Kopka). Ia pernah berdinas di Polwil Bojonegoro. Hingga saat ini, pemasok cukrik ini masih dicari.
Halaman 2 dari 4
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini