Isbandiyah, guru mata pelajaran akutansi, berteriak-teriak panas saat sejumlah guru lain membacakan lafal-lafal Allah di dekatnya. Untuk menghindari kesurupan terus meluas, pihak sekolah terpaksa memulangkan siswanya lebih awal. Acara doa bersama yang menyajikan tumpeng besar pun tetap dilaksanakan meski hanya diikuti kalangan guru.
"Hari ini kami mau memperingati hari jadi sekolah yang ke-8, tidak tahunya ada seperti ini. Terpaksa siswa kami pulangkan, khawatir tambah meluas," kata Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Kendit, R Saidi.
Informasi yang dihimpun detikcom menyebutkan, musibah kesurupan yang dialami pelajar putri SMKN 1 Kendit terjadi sejak upacara bendera peringatan hari jadi sekolah, tadi pagi. Awalnya, dua siswi yang dirasuki makhluk halus hingga jatuh pingsan dan histeris. Namun lambat laun kesurupan terus meluas ke siswi lain yang bersiap mengikuti mata pelajaran, hingga mencapai lebih dari 30 siswi.
"Tadi yang kesurupan banyak, lebih 30 anak. Kesurupannya tidak bersamaan, tapi bergantian. Baru sekarang ini kesurupan massal, biasanya paling hanya 2-3 pelajar," tukas seorang siswa setempat.
Kondisi itu sempat membuat pihak SMKN 1 Kendit kelabakan. Untuk mengatasi kesurupan massal tersebut, pihak sekolah sengaja mendatangkan orang pintar. Satu per satu siswi yang kesurupan berhasil disadarkan. Sang guru yang ikut kesurupan akhirnya juga sadar sesaat setelah acara doa bersama selesai.
"Kejadian seperti ini sebagai reaksi alam. Maklum, lokasi sekolah ini dulunya khan berupa areal persawahan," tukas H Kamil, seorang spiritual yang didatangkan pihak sekolah.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini