"Rasanya senang ketem tempe dan tahu lagi," kata Muniroh (41) warga Porong kepada detikcom, Kamis (12/9/2013).
Sementara meski tempe dan tahu diserbu pembeli, namun sebagian pedagang ada yang tidak berjualan. Mereka beralasan karena harga kedelai tinggi, mereka belum mampu untuk berjualan lagi. Selain pedagang, perajin tempe dan tahu juga mengalami hal yang sama. Karena harga beli kedelai tinggi, mereka belum mampu membeli.
"Kalau harga kedelai tinggi, lalu ongkos produksi pegawai kami pakai uang apa, sebab ongkos pekerja juga mahal," kata perajin tahu dan tempe Abdul Latif (35) asal Beji Pasuruan.
Abdul Latif mengaku harga kedelai per kg saat ini mencapai Rp 9.200, padahal sebelumnya hanya Rp 6-7 ribu. Sementara harga tempe per potong biasanya Rp 2.500, kini dinaikkan Rp 3 ribu. "Rata-rata tempe dan tahu saya naikkan Rp 500 saja," tegasnya.
Sementara salah satu pembeli, Rosita mengaku masih pikir-pikir beli tahu dan tempe untuk dijual lagi. Pasalnya, wanita dua anak ini menjual gorengan tempe dan tahu.
"Tempe dan tahu itu makanan paling murah, lha kalau sekarang ikut-ikutan mahal, saya kasih harga berapa ke pembeli gorengan," jelas wanita yang tinggal di kawasan Pasar Larangan.
(fat/fat)