Festival Reog dalam rangka HUT Kabupaten Ponorogo ke 517 ini diikuti 28 kelompok Reog dari kota Ponorogo maupun luar kota.
Ratusan bocah dari beberapa daerah ini pun mencoba menampilkan tarian Reog dengan kreasi masing-masing, dan berusaha menjadi yang terbaik.
"Kita gelar selama beberapa hari, dalam rangka memperingati hari jadi Ponorogo tahun ini," kata Wakil Bupati Ponorogo Yuni Widianingsih, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (11/9/2013).
Menurut Ida, Festival Reog Mini ini selain sebagai upaya untuk melestarikan budaya reog sejak usia dini, juga sebagai bentuk penghargaan kepada anak-anak dan remaja Ponorogo dan sekitarnya, yang selama ini menggeluti dunia seni khususnya Reog ponorogo.
"Festival ini sekaligus untuk regenerasi, agar kesenian reog yang kita cintai ini tidak pudar ditelan zaman," imbuhnya.
Reog mini ini secara umum tidaklah berbeda dengan reog profesional. Yang membedakan hanyalah ukuran barongan dan dadak meraknya saja, yang memang didesign agak kecil dibanding reog professional.
Sebab, seluruh pemain reog mini adalah usia anak-anak hingga remaja saja, termasuk para pemain musiknya. Mulai pembarong, warok, jathilan hingga sang raja Kelana Sewandana dengan patihnya Pujangga Anom.
Jika reog dewasa tingginya mencapai 2 meter hingga 2,5 meter, tapi untuk reog mini ini hanya berkisar 1,5 meter, disesuaikan dengan para pemainnya yang memang masih remaja.
Gilang salah satunya. Remaja kelas dua SMP asal kecamatan Babadan Ponorogo ini, telah menekuni reog mini sejak duduk di bangku sekolah dasar. Remaja ini hanya mau bermain reog, jika menjadi warok dan kelak jika besar ingin menjadi pembarong yang handal.
"Kalau jadi warok itu bisa kelihatan gagah gitu mas," kata Gilang kepada detikcom
Gilang pun rela meluangkan waktunya sejak dua bulan terakhir, untuk latihan guna mempersiapkan festival reog mini kali ini bersama puluhan temannya.
"Ya semoga kita jadi juara, karena saya sudah dua kali ikut festival reog mini ini," tutup Gilang.
Festival Reog Mini ini dibuka sejak Sabtu (7/9) dan akan ditutup malam nanti.
(bdh/bdh)