Selama kurun waktu 80 tahun tanpa iklan, Panjebar Semangat tetap lestari dari sokongan pelanggan dan penulis setia.
Penerbit sekaligus pendiri Panjebar Semangat yakni Dr Soetomo yang juga tokoh perintis Pergerakan Nasional Boedi Oetomo, kemudian dilanjutkan oleh Moh Ali, Soedjatmiko (putra Moh Ali) dan kini dipegang langsung oleh Kustono Jatmiko (putra Soedjatmiko). Kustono mengaku tak berkompeten memimpin redaksi, oleh karena itu, jabatan pemimpin redaksi diberikan kepada istri Kustono yakni Arkandari Sari.
Arkandari Sari telah menjabat sebagai Pemred selama 2 periode. Menurut dia, selama periode sebelumnya yang dipimpin oleh Drs Moechtar, seluruh karyawan Panjebar Semangat diperlakukan laiknya keluarga. Gajinya tidak banyak, namun kini Arkandari mampu memberikan 2 kali Tunjangan Hari Raya (THR) untuk 36 karyawannya.
"Dalam bekerja, kami mengutamakan kekeluargaan. Supaya karyawan kami awet, alhamdulillah Pimpinan Panjebar Semangat mampu memberikan 2 kali THR untuk karyawan," kata Arkandari kepada detikcom.
Tunjangan pertama, lanjut Arkandari, diberikan setelah dua minggu puasa Ramadan. Kemudian, THR juga digelontorkan saat karyawan cuti lebaran.
Seluruh karyawan yang menerima THR. Termasuk dua orang fotografer, 4 reporter, 3 tenaga layout, staf Tata Usaha, staf Percetakan dan staf Penjilidan. Mereka rata-rata telah mengabdi selama 20-30 tahun di majalah legendaris itu.
"Untuk gaji, di atas Upah Minimum Regional (UMR) Kota Surabaya," tutur Arkandari usai menerima penghargaan Rekor MURI, Senin (2/9/2013) malam.
Arkandari mengaku Panjebar Semangat yang kini berusia 80 tahun sangat beruntung memiliki pelanggan, penulis dan karyawan setia. Jika tidak, mungkin majalah yang baru saja meraih rekor Muri sebagai majalah berbahasa Jawa tertua di Indonesia ini bisa saja punah. "Terima kasih untuk pelanggan setia kami," pungkasnya.
(nrm/gik)