Majalah Panjebar Semangat Sabet Rekor MURI di Usia 80 Tahun

Surabaya - Berbahasa Jawa, tanpa iklan dan memiliki kantor redaksi berpusat di Kota Pahlawan. Ya, Panjebar Semangat kini berumur 80 tahun. Majalah yang didirikan tokoh Pergerakan Nasional Dr Soetomo ini meraih rekor MURI sebagai majalah berbahasa Jawa tertua di Indonesia.

Rekor MURI diberikan kepada Pemred dan Pimpinan Umum Panjebar Semangat, Arkandi Sari dan Kustono Jatmiko. Keduanya adalah generasi ke empat sejak berdirinya Panjebar Semangat pada 2 September 1933 oleh Dr Soetomo, tokoh pendiri Budi Oetomo.

Dari sejarah MURI, ini tercatat rekor nomor 6170. Dan rekor tersebut merupakan satu-satunya rekor yang diberikan untuk majalah berbahasa Jawa tertua di Indonesia.

"Rekor untuk majalah baru kali ini. Kami berharap Panjebar Semangat tetap konsisten memanfaatkan kearifan lokal yang ada di Indonesia," kata Paulus Pangka usai memberikan rekor MURI kepada Panjebar Semangat, Senin (2/9/2013) malam di Restoran Taman Sari.

"Hal ini untuk membuktikan, bahwa dalam globalisasi mereka tetap konsisten," kata pria yang menjabat sebagai Senior Manager Project MURI lagi.

Konsisten dalam hal ini, lanjut Paulus, yakni meyampaikan pesan dari isi majalah. Baik visi dan isi berita dalam bahasa Jawa.

Paulus juga mengatakan, dengan jumlah penduduk yang tak sedikit, kita bangsa Indonesia harus bangga dengan kearifan lokal. "MURI berharap agar karya Panjebar Semangat terus dipertahankan. Itu kekhasan kita," lanjut dia.

Sementara itu, Arkandi Sari yang kini menjabat sebagai Pemred Panjebar Semangat menganggap anugerah rekor MURI ini sebagai cambuk. Artinya, penghargaan MURI hendaknya dijadikan penambah semangat untuk Panjebar Semangat terus teguh berkarya.

"Anak muda zaman sekarang kebanyakan sudah meninggalkan bahasa Jawa. Tapi, kami harus terus semangat. Rekor MURI ini kami anggap sebagai cambuk untuk terus berkarya," tutur perempuan yang akrab disapa Andi itu.

Penganugerahan rekor MURI ini disaksikan banyak pihak, terutama para penulis lepas, tim redaksi dan pelanggan setia. Termasuk Dr Suprawoto SH, staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Budaya yang menyempatkan hadir.

Dalam sambutannya, Suprawoto mungkin tak bisa menghitung berapa keuntungan para penulis dan tim redaksi Panjebar Semangat. Namun, umur 80 tahun membuktikan Panjebar Semangat mampu terus berkarya tanpa iklan.

"Panjebar Semangat bisa mandiri tanpa iklan, itu semua atas dukungan para penulis Jawa yang setia mengirimkan karyanya," pungkas Suprawoto yang disambut tepuk tangan para tamu yang didominasi bapak-bapak dan ibu-ibu di atas umur 30-an tahun.


(nrm/fat)