"Sehari bisa dua atau tiga kali makan. Lauknya tempe, tahu, malahan sering lauk sambal saja," ungkap Agus, yang beberapa kali membintangi film dokumenter media asing ini dengan polos.
Meski tiap hari makan dengan menu minimalis namun yang mengherankan penambang miliki energi yang luar biasa. Mampu mengangkat dan berjalan membawa beban melebihi berat badan mereka sendiri. Yakni rata-rata 80 kilogram belerang.
Beban itu dipikul dari dapur belerang di dasar kawah Ijen hingga ke pos timbang di kaki gunung Ijen. Jarak tempuhnya sekitar 4 kilometer lebih. Kekuatan otot penambang mengundang pertanyaan untuk mengetahui rahasianya.
Bahkan terselip prasangka bila penambang menggunakan magic untuk mendapatkan energi luar biasa tersebut. Namun hal itu dibantah Agus. Menurutnya kekuatan itu didapatkan dengan cara rasional. Yakni dengan ramuan jamu yang resepnya secara umum sudah banyak diketahui orang awam.
"Kita rajin minum jamu saja. Madu, telor ayam kampung, ditambah umbi jamu-jamuan. Seminggu tiga kali, itu saja, tidak ada ilmu (magic)," ungkap pria ramah ini berbagi rahasia.
Yang paling rahasia, sambung Agus, adalah semangat untuk mencari nafkah halal bagi keluarga. Selalu bersyukur dan tidak mengeluh dengan keadaan. Dalam sehari para penambang rata-rata mampu mengangkut belerang 70 Kg. Perkilo belerang dibeli perusahaan Rp 780.
(bdh/bdh)