Kirab Agung Bulan Ruwah di Candi Wringin Lawang Majapahit

Kirab Agung Bulan Ruwah di Candi Wringin Lawang Majapahit

- detikNews
Jumat, 21 Jun 2013 15:16 WIB
Mojokerto - "Bangsa yang besar adalah bangsa yang melestarikan warisan budayanya". Ungkapan ini menjadi penyemangat para warga Mojokerto. Untuk melestarikan budaya kejayaan Kerajaan Majapahit, Kirab Budaya Bulan Ruwah dalam Kalender Jawa digelar di Candi Wringin Lawang, Jumat (21/6/2013).

Ruwatan agung Bulan Ruwah ini, digelar masyarakat Desa Jati Pasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Para peserta kirab berjalan menempuh jarak sekitar 2 Km dari kediamannya menuju Candi Wringin Lawang, salah satu candi yang diyakini sebagai pintu masuk gerbang Kerajaan Majapahit.

Kirab ini dipimpin seorang perempuan, yang menggambarkan kecantikan permaisuri Raja Majapahit terakhir, Prabu Brawijaya Kelima. Di belakang sang permaisuri dan ratu Kerajaan Majapahit, terdapat rombongan abdi dalem serta para hulubalang kerajaan. Mereka senantiasa setia terhadap raja dan permaisuri.

Di bagian paling belakang, terdapat tumpeng berukuran besar yang terbuat dari hasil pertanian, dibawa keliling desa menuju Candi Wringin Lawang. Tumpeng berukuran besar hasil pertanian ini, melambangkan kesejahteraan rakyat di masa Kerajaan Majapahit, yang tak pernah kekurangan bahan pangan.

Seorang tetua desa yang berperan sebagai pendeta Agama Hindu, juga ikut berjalan sembari membacakan mantra memohon pada Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Kuasa. Rombongan kirab agung Bulan Ruwah ini, berakhir di depan Candi Wringin Lawang. Di depan candi, warga setempat saling berdesakan berebut tumpeng hasil pertanian.

Menurut Mulyadi (67), tokoh warga setempat, kirab agung Bulan Ruwah ini dilakukan sebagai wujud kecintaan warga Desa Jati Pasar pada kebudayaan Kerajaan Majapahit. terlebih Desa Jati Pasar merupakan lokasi bekas pusat kebesaran Majapahit. Bulan Ruwah dipilih menjadi bulan kirab, karena diyakini bulan penuh berkah.

"Ruwah itu bulan dalam kalender Jawa. Dalam kalender Hijriyah, Ruwah adalah Bulan Syakban. Pada bulan ini, suku Jawa terutama sesudah masa Kerajaan Majapahit, pasti menggelar sedekah. Sebab ini bulan penuh berkah," kata Mulyadi kepada detikcom usai melakukan ruwatan.

Setelah semuanya sampai di pelataran Candi Wringin Lawang, warga setempat saling berdesakan untuk berebut tumpeng nasi dan hasil pertanian itu. Warga saling berebut dan ada yang naik ke atas tumpeng. tak jarang di antara warga ada yang rela memungut nasi yang sudah tumpah ke tanah, karena yakin membawa berkah.

(gik/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.