Terpilihnya Laksamana TNI Marsetio bukan tanpa pertimbangan. Berdasarkan jasa-jasanya yang telah mendukung pembinaan pesawat udara sebagai salah satu senjata strategis dalam Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), Marsetio dinilai pantas menerima brevet yang akan diletakkan di dada kanan setiap prajurit penerbang tersebut.
Sebelum menerima penghargaan tersebut, KSAL harus melaksanakan beberapa prosedur standar operasi penerbangan Angkatan Laut yakni, pengecekan kesehatan, menerima briefieng dan instruksi, juga preflight inspection dan start engine, dan selanjutnya melaksanakan prosesi penerbangan didampingi oleh Letkol Laut (P) Muhammad Tohir, Komandan Puspenerbal Laksma TNI I Nyoman Nesa, Komandan Wing Udara 1 Kolonel Laut (P) Edwin, serta Komandan Lanudal Juanda Kolonel Laut (P) Sigit Setiyanta.
Terbang menggunakan helikopter jenis N-Bell 412 EP HU-419, pemegang kekuasaan tertinggi pada jajaran TNI-AL ini mengendalikan sendiri helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia tersebut.
"Mulai awal saya mengendalikan sendiri, tapi tadi di dekat Sidoarjo sana tadi sempat dilepas untuk mengendalikan kanan, kiri, naik, turun," ujarnya saat ditemui wartawan sesuasi terbang di apron Base Ops, Lanudal Juanda.
Marsetio juga menyatakan jika performa yang dimiliki oleh N-Bell 412 EP HU 419 ini sangat mengesankan.
"Heli Bell ini merupakan generasi yang paling baru, jadi kalau pilotnya lepas tangan, sudah bisa automatic pilot. Jadi memang sudah sangat canggih," pungkasnya.
(bdh/bdh)