Sang ibu meninggal dunia saat melahirkan bocah malang tersebut. Sedangkan bapaknya pergi ke Malaysia sejak beberapa tahun lalu, dan belum pernah pulang ke rumah. Sejak kecil hingga saat ini, bocah yang menjadi korban perkosaan diasuh kakek dan neneknya.
"Ibunya sudah meninggal dunia sejak ia lahir, sementara bapaknya pergi ke Malaysia, dan tak pernah kembali," tutur Titim Fatmawati, kepada detikcom, di kantor LSM Post Institute, Blitar, Senin (6/5/13). Titim merupakan LSM pendamping dari divisi perempuan dan anak, yang mengawal kasus R sejak di kepolisian beberapa waktu lalu.
Selama ini, kehidupan bocah ini memang di bawah garis kemiskinan, karena kakek neneknya, hanya bekerja sebagai buruh tani.
"Dia sudah hamil 8 bulan, kehidupanya minus, untuk periksa kehamilan dan persiapan popok bayi, dapat bantuan dari donatur," jelas Titim.
Sementara, kasus perkosaan terhadap korban sendiri terjadi karena bocah kelas 6 SD ini sering ditinggal sendirian, setiap kakek dan neneknya ke sawah.
Rumah yang dihuni korban berhadapan dengan rumah Saidi (65) pemerkosa yang masih terhitung kerabat korban. Saidi sendiri sudah menduda sejak 10 tahun terakhir, karena istrinya meninggal.
"Korban memang pernah diiming-imingi oleh pelaku akan diberi uang. Setiap usai melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku memberi uang Rp 100 ribu kepada korban," pungkas Titim atas kasus perkosaan ini.
Pelaku sendiri saat ini telah ditahan di Mapolres Blitar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
(bdh/bdh)