"Sekitar 200 orang terpaksa kita amankan untuk mengantisipasi gesekan dengan warga setempat. Mereka massa dari luar Desa Sumurber, demi keamanan harus amankan," kata Kabag ops Polres Gresik Kompol Harnoto, kepada detikcom, usai sweeping, Sabtu (20/4/2013).
Menurut Kompol Harnoto, sekitar 200 orang itu semuanya dari luar Desa Sumurber. Mereka disweeping dan ditangkap di perbatasan antara Desa Sumurber dan Desa Luwayu, Kecamatan Panceng, Gresik.
Massa yang ditangkap didata terlebih dahulu, kemudian dinaikan truk yang mengangkut mereka semula. "Semua kita data, ternyata 200 orang semua dari luar Sumurber. Kita angkut truk, kita kembalikan ke desa asal," jelas Kabag Ops.
Menurut Kasatreskrim Polres Gresik AKP Muhammad Nur Hidayat, warga Sumurber tidak berkenan dengan massa dari luar desa. Karena ditakutkan memperkeruh suasana.
"Boleh demo, tapi, harus orang Sumurber sendiri," ujar Kasatreskrim AKP Muhammad Nur Hidayat.
Sementara itu, Khoiri, salah satu massa yang diamankan mengaku, tidak tahu tujuan sebenarnya. "Saya tidak tahu mas, ini tadi mau ke pasar, langsung diajak naik truk. Katanya diberi Rp 100 ribu, perorang," kata Khoiri, pendagang ayam.
Diduga massa yang ditangkap itu adalah massa bayaran yang hendak menggelar demo tandingan dengan tujuan mengusir warga Sumurber yang menduduki Balai Desa Sumurber.
Pendudukan itu, sudah terjadi sebulan yang lalu. Hingga saat ini ratusan warga setempat masih melakukan pendudukan balai desa dengan target melengserkan Kepala Desa Achmad Syafi'i Las, karena dianggap amoral.
Karena tidak cukup bukti, massa pro Kades saat ini menggelar demo tandingan.
"Massa kades ada sekitar 200, mereka saat ini belum bergerak," ujar Kabag Ops.
Hingga pukul 11.00 wib, suasana di Desa Sumurber masih mencekam. Untuk mengantisipasi bentrok, Polres Gresik menerjunkan 350 personel.
(bdh/bdh)