Tak kurang 42 ogoh-ogoh dari berbagai dusun di kawasan Tengger dikumpulkan di lapangan Desa Tosari Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan, Senin (11/3/2013) sore.
Ogoh-ogoh yang dikirap bukan hanya berbentuk tokoh raksasa jahat dalam cerita-cerita kuno saja seperti Kala Geni, Kala Gendut, Kereta Secangkerus.
Namun juga sengaja dibuat ogoh-ogoh berbentuk orang-orang dengan tabiat jahat. Diantaranya wanita cantik yang memamerkan auratnya hingga polisi yang terlibat kasus korupsi Simulator SIM.
Dalam ritual Tawur Agung Kasanga, puluhan ogoh-ogoh yang merupakan simbol jahat diberikan sesaji disertai doa-doa. Hal itu dilakukan agar sifat kejahatannya hilang atau ternetralisir.
Berbagai doa dipanjatkan dalam ritual tersebut. Diantaranya agar Bangsa Indonesia mendapatkan ketentraman dan dijauhkan dari segala angkara murka seperti kerusuhan, serta agar semua umat manusia mendapatkan kebahagiaan yang hakiki dalam hidupnya.
Setelah ritual rampung, dilanjutkan dengan pertunjukkan sendratari Ramayana. Sendratari tersebut menceritakan pertempuran kebajikan dengan kejahatan yang dilakonkan Rama melawan Rahwana. Setelah itu, ogoh-ogoh diarak lalu dibakar.
"Ogoh-ogoh ini merupakan lambang sifat dan pengaruh jahat yang kita wujudkan dalam berbagai bentuk raksasa butakala. Setelah diarak keliling desa, ogoh-ogoh ini dibakar didepan masing-masing pura," kata Pandhita Dukun Suku Tengger, Eko Warnoto.
Dalam merayakan Hari Raya Nyepi, umat Hindu menjalani empat pantangan, yakni amati geni (api), amati lelungan (bepergian), amati karya (bekerja) dan amati lelanguan (keindahan).
"Umat Hindu harus menjauhkan diri dari empat pantangan tersebut. Selama sehari umat hanya diperkenankan untuk melakukan tapa, brata, yoga dan samadi untuk menyatu dengan Tuhan," jelasnya.
Mulai pukul 04.00 WIB, dini hari nanti, akan dilakukan Nyepi hingga keesokan harinya. Sebelum digelar ritual Nyepi akan dilangsungkan Melasti berupa pengambilan air suci dari Sumber Air Widodaren yang berada sebelah Gunung Batok
(ze/ze)