Dengan membawa tameng besar, tongkat rotan dan senjata laras panjang yang diselempangkan, petugas Brimob terus bergerak maju menyisir massa yang diduga pendukung Bupati Fuad Amin. "Tolong mundur dan tidak usah diladeni," kata seorang petugas kepada massa pendukung Fuad Amin, Rabu (27/2/2013).
Tak hanya itu, puluhan massa pendemo yang juga kontra bupati yang sudah bersiap meladeni pendukung bupati juga tak luput dari halauan petugas Birmob agar mundur dan kembali ke kelompoknya yang sedang melakukan orasi didepan DRPD Bangkalan.
Sebelumnya, kedua massa pendukung pro bupati dan kontra Bupati Bangkalan, saling berhadap-hadapan dan hanya berjarak sekitar 5 meter, di halaman gedung DPRD Kabupaten Bangkalan.
Kedua kelompok massa saling emosi. Bahkan, kelompok yang diduga pendukung Bupati Bangkalan, sempat mengeluarkan celurit dan diacungkan ke arah massa kontra bupati. Namun, massa yang terlihat emosi itu, ditenangkan rekan lainnya dan sajam kembali dimasukkan ke dalam mobil serta kepolisian.
Setelah situasi memanas, polisi akhirnya menuruti permintaan dari massa kontra bupati, yang meminta pro bupati agar segera meninggalkan area halaman gedung dewan.
Meski sudah meninggalkan halaman, massa dari kelompok pro bupati, tetap bersiaga dan bergerombol di Jalan Soekarno Hatta, atau tepatnya di akses jalan masuk gedung DPRD Bangkalan.
Sementara untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, aparat kepolisian berjaga di gapura pintu masuk dan pintu keluar. Bahkan, pagar pintu masuk dan keluar, ditutup.
Meski terhalang pagar dan pintu masuk maupun pintu keluar, massa pro bupati terus bersuara. Dengan menggunakan bahasa Madura, massa tersebut menantang massa kontra bupati yang menggelar demo mengkritisi pemerintahan Bupati Fuad Amin, untuk keluar dan berhadapan secara fisik.
Namun, massa kontra bupati yang berada di dalam halaman gedung dewan, tetap berorasi mengkritisi pemerintahan Fuad Amin.
(roi/ze)