Pemilik warung, tartim (45), selamat karena sedang pergi berbelanja. Warung juga belum buka karena hari masih pagi. Bisa dibayangkan berapa jumlah korban yang ada jika warung tersebut sudah buka. Tartim hanya mengalami kerugian materiil saja.
"Kejadian sekitar jam 6 pagi, saya khawatir karena bulek Tartim selalu tidur ditempat itu," terang Sugiyanto (45), warga sekitar, kepada detiksurabaya.com, Rabu (13/2/2013).
Tartim yang baru mengetahui warungnya hancur usai pulang dari pasar langsung shock. Pasalnya, warung sekaligus tempat tinggal ini merupakan satu-satunya penghidupannya peninggalan almarhum suaminya.
"Saya langsung menjerit saat melihat ada orang ramai diwarung, ternyata warung saya tertimpa pohon," terang Tartim sambil terus menangis.
Tartim tak tahu harus berbuat apa untuk membangun harta benda satu-satunya yang telah hancur tersebut. Ditaksir, kerugian materiil mencapai sekitar 8 juta rupiah. Selain bangunan semi permanen warung yang hancur, beberapa perabot didalam warung juga banyak yang rusak.
"Gusti Allah masih menyelamatkan saya, tapi saya bingung ini gimana membangunnya" ratap Tartim.
Diduga pohon besar tersebut tumbang lantaran sudah lapuk dimakan usia.
(iwd/iwd)