Dituduh Dukun Santet, Seorang Nelayan Diusir dari Kampung

Dituduh Dukun Santet, Seorang Nelayan Diusir dari Kampung

- detikNews
Kamis, 11 Okt 2012 12:46 WIB
Situbondo - Tuduhan dukun santet menjadi motif pengusiran paksa seorang nelayan di Situbondo, Kamis (11/10/2012). Sutikno (50) dan keluarganya dipaksa hengkang dari Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, lantaran dituduh menyantet Sunati (37), tetangganya sendiri hingga sakit berbulan-bulan.

Pengusiran paksa itu dilakukan ratusan warga dengan melabrak kantor Desa Klatakan, Kecamatan Kendit. Selain membawa poster bernada menolak Sutikno tinggal di kampungnya, warga yang memadati kantor desa berteriak-teriak meminta perangkat desa ikut mengusir Sutikno keluar dari desanya.

"Warga meminta yang sakit harus disembuhkan dan Sutikno harus keluar dari desa ini. Kalau tidak warga akan bertindak sendiri, mereka akan anarkhis," tandas Rayisno, Kepala Dusun Kapong, Desa Klatakan.

Pantauan detiksurabaya.com, ratusan warga yang melabrak kantor Desa Klatakan itu berasal dari Dusun Kapong, Desa setempat. Mereka mendatangi kantor desa dengan sepeda motor dan diangkut pickup. Warga juga membawa serta Sunati, yang masih sakit. Di kantor Desa, Sunati didudukkan di atas kursi di bagian depan balai desa.

Sambil menangis dan berteriak mengecam Sutikno, sebagian warga beberapa kali menunjukkan kedua kaki Sunati yang bengkak dan perutnya yang agak buncit. Saat bersamaan, Sutikno memang berada di dalam ruangan kantor desa.

"Adik saya sakit begini mulai lebaran dan tidak sembuh-sembuh. Tadi malam sakit perutnya kumat lagi. Ini gara-gara ulah Sutikno, pokoknya harus disembuhkan," tukas Sunaya, kakak kandung Sunati.

Keterangan yang dihimpun, munculnya tuduhan ilmu santet terhadap Sutikno itu berawal dari mimpi Sunati. Menjelang sakit yang dideritanya, Sunati bermimpi Sutikno yang datang untuk memberikan buah asam yang sudah busuk kepada Sunati. Sejak bermimpi itu konon istri Fauzan itu langsung jatuh sakit.

Keluarganya sempat memeriksakan penyakit Sunati itu ke dokter. Hasil diagnosa dokter, Sunati disebut-sebut menderita penyakit liver dan jantung. Namun kecurigaan tetap mengarah ke Sutikno, karena meski diobati penyakit itu tidak kunjung sembuh.

"Sudah kami bawa ke dokter dan sudah diberi obat, tapi tidak sembuh-sembuh," tukas Fauzan, suami Sunati.

Dengan pengalawan ketat polisi, Sutikno yang mengenakan kemeja putih akhirnya menemui warga. Melalui pengeras suara, dia membantah keras tuduhan sebagai dukun santet. Meski begitu, Sutikno bersedia menuruti kemauan warga untuk keluar dari Desa Klatakan, Kecamatan Kendit.

"Sejak kecil saya tidak pernah belajar ilmu mudung (santet, red). Jadi saya bukan dukun santet. Tapi saya akan keluar dari desa ini, meski saya belum tahu mau kemana nanti," tutur Sutikno, yang diapit Kepala Desa Klatakan (Kades) Yoyok dan Kapolsek Kendit AKP Robby.

Kades Klatakan, Yoyok menjelaskan, tuduhan dukun santet sebenarnya bukan kali ini saja menimpa Sutikno. Beberapa tahun lalu, rumah Sutikno di Dusun Pesisir Barat, Desa Klatakan, juga sempat dibakar warga. Saat itu Sutikno sudah keluar dari desanya dan entah kapan Sutikno kembali lagi dan menetap di Dusun Kapong. Pihak desa tidak pernah menerima pemberitahuan.

"Hari ini pak Sutikno sudah bersedia keluar dari Desa Klatakan. Kami harap ini sudah selesai dan tidak menimbulkan permasalahan baru. Apalagi sampai main hakim sendiri. Karena itu jelas kriminalitas dan pasti akan kami tindak," tegas Kapolsek AKP Robby.

(bdh/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.