Untuk menghindari kebakaran lagi, warga meminta agar lahan kosong tersebut dimanfaatkan. Jika tidak, warga mengancam mendatangi Pemkab Pasuruan untuk segera mencabut izin operasional perusahaan.
Kebakaran itu juga mengakibatkan arus lalu lintas dari arah Porong ke Pasuruan dan juga sebaliknya mengalami padat merambat.
Dari informasi yang dihimpun detiksurabaya.com, kebakaran ilalang setinggi sekitar 3-4 meter di halaman belakang pabrik yang memproduksi spon dan sandal itu terjadi sekitar pukul 13.20 wib, Selasa (9/10/2012).
Akibat kebakaran itu, asap warna putih yang sangat pedih dan sebagian asapnya berwana hitam, cukup mengganggu pemukiman di Desa Gempol Joyo yang berada di belakang pabrik tersebut. Bahkan sebagian warga telah bersiap-siap mengemasi barang berharganya, untuk mengantisipasi jika api tersebut merembet ke pemukiman warga.
Sebanyak 8 unit mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Pasuruan dan Pemkab Sidoarjo pun dikerahkan. Namun, hingga pukul 16.00 wib, petugas masih berusaha memadamkan api dan sebagian melakukan pembasahan. Petugas pemadam mengalami kesulitan menjangkau ke titik api yang membakar ilalang seluas 3 hektar, karena jarak apinya jauh serta asap yang sangat pedih di mata.
Selain petugas pemadam kebakaran, karyawan pabrik khususnya laki-laki turut membantu memadamkan api. Namun, mereka juga mengalami kesulitan karena lahan yang terbakar sangat luas.
"Kebakarannya sering kali. Terutama setiap musim panas," ujar Kepala Desa Gempol, kepada detiksurabaya.com di lokasi, Selasa (9/10/2012).
M Furkon menerangkan, pihaknya sudah mengingatkan ke manajemen perusahaan, untuk memanfaatkan lahan seluas 3 hektar tersebut dan tidak dibiarkan kosong hingga tumbuh ilalang yang rawan terbakar. Alasannya, kebakaran yang sudah terjadi sekitar 3 kali itu sangat meresahkan warga
"Saya tidak tahu apa penyebabnya. Kami berharap tanah kosong supaya dimanfaatkan dan jangan sampai tumbuh rumput liar. Kalau masih bandel, kami akan meminta Pemkab Pasuruan untuk mencabut izinnya," tegasnya.
(roi/bdh)