Seperti warga Waru Gunung yang memanfaatkan pipa tray untuk mengalirkan air hydrant untuk memadamkan api. Arifin, salah satu warga yang mendayagunakan tray tersebut.
Pipa yang dibangun sejak tahun 1995 itu juga dimanfaatkan untuk mengalirkan air hydrant guna memadamkan api yang sering muncul di lahan alang-alang sekitar area perkampungan itu.
"Di dekat perkampungan kami ini, ada lahan kosong yang dipenuhi alang-alang kering. Kalau cuaca panas, sering terjadi kebakaran," kata Arifin saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (24/8/2012).
Tak hanya air hydrant, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua RW I Waru Gunung juga mengaku warga telah mengusahakan pipa milik PT Suparma itu sebagai saluran untuk mengalirkan air bersih, steam (uap air), dan kabel listrik ke perkampungan warga.
"Kalau sewaktu-waktu terjadi kebakaran alang-alang, warga setidaknya memiliki upaya awal pemadaman sebelum petugas pemadam kebakaran turun tangan," tutur dia.
Warga sekitar, lanjut dia, pada umumnya telah melek untuk bisa memanfaatkan pipa sepanjang 10 meter itu. Posisi pipa tray yang terbentang di atas jalan kampung itu dianggap sama sekali tidak mengganggu. Justru, jalan yang dilewati pipa tersebut adalah jalan buntu.
"Kami dibantu pabrik (PT Suparma) untuk peminjaman pompa air," tambah pria kelahiran Warugunung.
Awalnya, pipa tray ini dulu dibangun sebagai perlengkapan untuk pengamanan pipa dan kabel listrik milik PT Suparma. Nah, kebetulan lahan yang dibentangi pipa tray itu merupakan lahan kosong sekitar 5 ha yang cukup jauh dari pemukiman penduduk.
Namun, dalam perkembangannya, warga bisa leluasa memanfaatkan tray tersebut untuk melestarikan lahan kosong yang ditumbuhi alang-alang tersebut.
"Mau tidak mau, lahan kosong itu kan cukup dekat dengan perkampungan kami. Jadi kalau terjadi apa-apa misalnya ebakaran alang-alang, kami juga yang harus bertindak," kata Arifin berinisiatif.
(nrm/fat)