.webp)
"Eksekusi hari ini tak merubah kondisi sebelumnya. Semua nanti berjalan seperti biasa," tegas Danrem 083 Baladhika Jaya Kolonel Armed M Nakir kepada wartawan disela eksekusi.
Nasir memastikan, perubahan akan terjadi pada pengelolaan lahan seluas 21.270 meter persegi itu. Yaitu dikelola Kodim setempat. "Dulu kan Korem, sekarang Kodim," ujar dia.
Pihak TNI sendiri tak ingin mengulang pengelolaan pada tanggal 19 Februari 1963 lalu dimana saat itu ada di tangan anggota Korem, kapten Roestam untuk menangani dan mengelola taman rekreasi Senaputra. Dari hal itulah kemudian muncul Yayasan Senaputra hingga menciptakan sengketa.
Jika TK tak jadi 'digusur', namun kondisi berbeda harus diterima oleh unit-unit yang lain seperti sanggar tari, usaha kolam renang, usaha kolam pancing atau radio karena usaha-usaha tersebut tetap akan dikosongkan oleh pihak TNI.
Sebanyak 260 personel diterjunkan untuk melakukan pengosongan. Dari pantauan di lapangan, hanya TK Senaputra yang masih melakukan aktifitas. Sementara obyek wisata, radio swasta dan sanggar tari berada di dalamnya sudah tutup sejak awal.
Sebelumnya, sengketa terjadi antara pengelola Yayasan Senaputra dengan Kodam V/Brawijaya, sampai terbit putusan Mahkamah Agung Nomor 1963 K/PDT/2012 Tanggal 8 Desember 2011 yang menyatakan areal lahan adalah milik TNI AD CQ Kodam V/Brawijaya.
Sibarjono (70), satu dari 25 karyawan, berharap Kodam tetap memperkerjakan mereka. Meskipun telah terjadinya perubahan pengelola. "Kami dijanjikan tetap bekerja disini, semoga itu dilakukan," tutur pria sudah bekerja selama 20 tahun itu.
(bdh/bdh)
