Temuan pria berusia 51 tahun ini memanfaatkan karbon dari batok dan sabut kelapa yang berfungsi sebagai penyimpan energi sebagai alat penggerak listrik.
PLTH rancangan Slamet ini terbukti mampu menghasilkan energi listrik berdaya tinggi sampai 220 volt dengan kapasitas seribu sampai 6 ribu watt khusus pada fuse 1.
Sedangkan untuk fuse 3 sanggup menghasilkan 380 fuse dengan kapasitas tegangan diatas 13 ribu volt.
"Selama 4 tahun saya mengotak-atik sebelum berhasil seperti ini," kata Embing sapaan akrab Slamet ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (25/7/2012).
Kehebatan pembangkit temuan Embing ini lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar minyak dan tak berisik serta menyisakan limbah.
Embing mengaku, dirinya hanya butuh beberapa komponen untuk menyesuaikan pembangkit ciptaannya itu dibeli dari pasaran. Yakni kapasitor seharga Rp 850 ribu, sisanya memanfaatkan barang bekas pakai.
Bahkan, temuanya ini sudah dipesan langsung oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan. "Iya katanya mau pesan," ucap pria lulusan sekolah dasar ini.
Lelaki juga membuka servis dinamo di rumahnya ini mengharapkan, hasil temuannya ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan. "Semoga ini ada manfaatnya," tutur Embing.
Temuan Slamet ini mengegerkan Pemerintah Kabupaten Malang hingga berencana mematenkan karya warganya itu. "Kami siap fasilitasi untuk mematenkan karya Slamet itu," puji Bupati Malang Rendra Kresna terpisah.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini