"Saat lumpur menyembur, saya masih kelas 3 SD. Saya menangis saat itu karena belum tahu apa-apa," kata Niza Sabillah, siswa kelas VIII SMP YPM 7, Senin (28/5/2012).
Niza menangis saat itu karena rumahnya di Desa Balong Bendo turut ditenggelamkan lumpur. Sejak saat itu, keluarga Niza pindah-pindah rumah hingga sekarang menetap di Perumahan Kahuripan Nirwana Village (KNV) yang disediakan pihak Lapindo.
"Saya berharap pembayaran ganti rugi kepada korban lumpur segera dilunasi termasuk ganti rugi ke orang tua saya yang belum lunas," tukas Niza.
Setelah melakukan tabur bunga, para siswa yang berdiri di tanggul 21 di depan pos pantau itu mendapat pengarahan dari tour guide tur mitigasi bencana yang membawa mereka.
MZ Zuhri selaku tour guide memberikan penjelasan jika lumpur pertama kali menyembur tanggal 29 Mei 2006. Dari tragedi tersebut menandakan bahwa kejadian serupa bisa saja terjadi di mana saja. Karena itu diharapkan masyarakat selalu siap, waspada serta tanggap dan tidak takut.
"Tur ini digelar sebagai pengenalan siswa tentang mitigasi bencana. Selama ini mitigasi tidak ada dalam mata pelajaran. Kami berharap mitigasi bisa masuk dalam kurikulum pelajaran." tukas Zuhri.
(iwd/fat)