Saat ditemukan, kondisi bangkai ikan paus sudah rusak dan menyebarkan aroma tak sedap. Sebagian besar kulit bangkai ikan paus itu sudah terkelupas. Daging dan usus ikan yang mulai berwarna putih kecokelatan juga banyak yang terburai.
Bahkan kerangka kepala bangkai ikan paus itu sudah hilang dan hanya menyisakan sebagian kulitnya saja. Sirip ikan juga sudah rusak hingga hanya terlihat sisa tulang sirip yang besarnya menyamai tanduk kerbau dewasa.
"Ikan paus itu perkiraan sudah mati lebih dari 2 minggu. Terdampar ke sini (Pantai Pathek, red) karena terdorong ombak karena semalam ombak memang besar," kata seorang warga Muhammad Hosni (45) kepada detiksurabaya.com, Senin (5/3/2012).
Keterangan yang dihimpun, bangkai ikan paus itu pertama kali ditemukan warga yang melintas di jalan raya tepi pantai, Senin (5/3/2012) pagi. Warga curiga setelah mencium bau menyengat dari arah pantai. Setelah dilihat ternyata ada bangkai ikan paus terdampai di tepi pantai.
Dalam tempo sekejap, kabar adanya bangkai ikan paus berukuran besar itu tersebar hingga banyak warga yang langsung berdatangan ingin melihat. Tidak sedikit warga yang mengabadikan bangkai ikan itu dengan kamera ponsel.
Meski aromanya cukup mengganggu, warga belum bisa memutuskan hendak diapakan ikan paus tersebut. Sejauh ini warga punya dua pilihan, yang di antaranya mengubur bangkai ikan paus itu di tepi pantai setempat atau menariknya ke tengah laut dengan perahu.
"Kalau dikubur jelas sulit, karena tanah di sini batu paras jadi sulit di gali. Selain itu, bobot ikannya pasti juga berat. Kalau ditarik ke tengah, khawatir bangkai ikan nanti ke pinggir lagi karena kena ombak. Kami masih perlu berembuk. Yang pasti, bangkai ikan ini mengganggu karena bau," tukas Sunawi, warga lainnya.
(fat/fat)