Proyek kilang dan petrokimia yang direncanakan didesain untuk memproses minyak mentah 300.000 barel per hari (bph), yang sebagian besar akan dipasok oleh Saudi Aramco berdasarkan kontrak jangka panjang dan akan memproduksi produk petrokimia dan BBM berkualitas tinggi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di Indonesia dan Asia Tenggara.
"MoU ini merupakan langkah penting pertama untuk semakin mempererat hubungan kami dengan Pertamina yang sudah kuat, dan ini juga merupakan bagian dari strategi Saudi Aramco untuk meningkatkan eksistensi bisnis hilir globalnya," kata Vice President of Marketing, Supply, and Joint Venture Coordination Saudi Aramco Dawood M. Dawood dalam siaran persnya seperti dikutip detikFinance di Jakarta, Minggu (19/2/2012).
Proyek merepresentasikan peluang bagi Saudi Aramco untuk bermitra dengan Pertamina, BUMN minyak dan gas Indonesia, dan untuk mengkapitalisasi peluang investasi di industri hilir Indonesia yang terus mengalami pertumbuhan.
Selain itu, kesepahaman ini akan lebih mengeratkan kerjasama antara Saudi Aramco dan Pertamina, serta meningkatkan prospek bagi diversifikasi ekonomi dan industrialisasi di Indonesia.
"Saudi Aramco berkomitmen untuk merancang investasi yang win-win dengan mitra untuk proyek yang menghasilkan manfaat bagi kedua belah pihak dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dna pembangunan," tutur Dawood kembali.
Direktur Perencanaan Investasi dan Management Risiko Pertamina Afdal Bahaudin mengatakan kerjasama investasi dengan Saudi Aramco ini sangat berharga bagi Pertamina dan Republik Indonesia dalam memperkuat pasokan BBM dan petrokimia untuk memenuhi permintaan domestic yang sangat besar saat ini dan untuk di masa yang akan datang.
"Pertamina sangat mendukung mitra untuk kesuksesan proyek yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak dan dapat lebih mempererat kerjasama kami dengan Saudi Aramco. Proyek Kilang Tuban merupakan bagian dari rencana Pertamina untuk meningkatkan ketahanan energi Indonesia," kata Dia.
Menindaklanjuti penandatanganan Nota Kesepahaman ini, tim pelaksana proyek akan memasuki fase selanjutnya, yaitu kajian bersama yang termasuk di dalamnya riset pasar, dan analisis keekonomian serta studi konfigurasi kilang.
(dru/bdh)