Menurut Haji Idris, warga Desa Tlontorajeh, setelah hampir 10 hari cuaca di desanya mulai normal, kini kembali memburuk.
"Malah ketinggian gelombang semakin meninggi hingga 4 meter. Perubahan ketinggian gelombang didukung oleh kecepatan angin yang makin kencang," ujar Haji Idris saat dihubungi, Selasa (24/1/2012) pagi.
Haji idris menjelaskan, cuaca tak bersahabat mulai terasa saat malam tahun baru Imlek. Cuaca buruk ditandai guyuran hujan yang sangat lebat di kawasan pantai hingga Laut Jawa. Sehari kemudian, alur gelombang laut cenderung meninggi dengan hempasan angin kencang berkecepatan 40 km/jam.
"Melihat ada perubahan gerakan alur gelombang, saya dan beberapa nelayan lainnya buru-buru memindahkan perahu ke alur sungai Pasean yang berhilir di pantai Pasean," imbuh Idris.
Jumlah perahu yang ditambatkan makin lama semakin banyak. "Hingga Selasa pagi ini, terdapat 75 unit perahu poorshin kapasitas 6 ton yang diselamatkan dan ditambatkan di bahu Sungai Pasean," kata Idris.
Berkaca pada pengalaman cuaca buruk sebulan lalu, warga nelayan asal Pasean yang menganggur akhirnya bermigrasi ke Kota Pamekasan dan kota-kota lainnya di Jawa Timur.
"Untuk menutup kebutuhan ekonomi keluarganya, para nelayan buruh penangkap ikan beralih tugas menjadi buruh bangunan. Ada pula yang beralih jadi tukang becak dan tukang ojek," beber Idris.
Kini, warga nelayan Pasean berharap kepada Pemkab Pamekasan, Pemprov Jatim dan Pemerintah pusat untuk secepatnya merehab tangkis penahan terjangan ombak di Desa Tlontorajeh. Sebab, sejumlah titik tangkis beton banyak yang ambrol terkikis ombak.
(fat/fat)











































