Tukang patri ini bisa dikatakan teknisi spesialis perbaikan alat dapur rumah tangga. Semisal wajan penggorengan, dandang, panci dan alat masak lainnya. Kebanyakan alat yang terbuat dari aluminium.
Perbaikan dengan menambal lubang atau kerusakan dialat dapur. Alat yang digunakan yakni soder manual (bentuknya mirip martil), kompor pompa. Sedangkan bahan untuk menambal, yakni timah dan air keras.
"Alat dan bahan itu yang tidak boleh ketinggalan," kata Noto (64), tukang patri keliling, saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (20/01/2012).
Kakek yang tinggal di Dusun Gembolo Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, itu mengatakan tukang patri seperti dirinya sudah tidak banyak lagi. Namun dia memilih untuk bertahan.
"Apapun pekerjaan kita, rejeki sudah diatur sama Allah," kata pria yang berasal dari Desa Beji, Kota Batu, Malang, ini.
Dengan menggunakan gerobak kecil, ditiap hari ia keliling untuk mencari pelanggan. Sedari pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB. Ada tantangan tersendiri bagi tukang patri diera modern ini.
Karena tingkat kebutuhan akan jasa patri kian pudar. Seiring harga alat masak rumah tangga yang relatif terjangkau. Disisi lain, jasa patri menerapkan harga sesuai tingkat kerusakan barang.
"Antara Rp 5 ribu hingga Rp 25 ribu, tergantung parah tidaknya kerusakan," sambung pria yang menjadi tukang patri sejak tahun 1968 silam ini.
Untuk menggaet pelanggan, Noto tidak hanya menawarkan jasa perbaikan saja. Melainkan menerima pesanan pembuatan alat dapur rumah tangga. Barang yang sudah jadi akan diantar ke rumah pemesan.
Di Banyuwangi (Selatan), kemungkinan tukang patri hanya tersisa Noto seorang. Dari penelusuran detiksurabaya.com, para tukang patri seumurannya sudah tidak lagi bekerja karena faktor usia, sebagian meninggal dunia.
(gik/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini