"Jembatan ini satu-satunya jalur tercepat menuju bukit, kalau lahar dari Kawah Ijen datang mendadak," kata Suyono, warga desa setempat, kepada detiksurabaya.com, Sabtu (7/1/2012).
Meski hanya berbahan kayu seadanya, jembatan darurat yang dibangun warga tersebut cukup strategis untuk jalur pengungsian. Jarak dari perumahan penduduk hanya sekitar 500 meter. Setelah melintas sebuah sungai cukup dalam selebar sekitar 20 meter, dari jembatan itu langsung menuju ke bukit.
"Karena kalau melalui jalur pengungsian yang telah ada, selain jaraknya terlalu jauh juga dipastikan bertemu dengan aliran lahar," terang Syaiful, juga warga setempat.
Warga kemudian patungan untuk membeli kayu serta bahan-bahan untuk keperluan pembangunan jembatan. Bahkan, pengerjaannya pun dilakukan secara gotong royong.
"Jika memang terjadi bencana, kami tidak ingin hanya menunggu bantuan dari posko. Yang penting warga bisa terselamatkan dulu," terang Pak Tutik, tokoh masyarakat setempat.
(fat/fat)