Namun pembukaan bandara ini terkesan 'memaksa' karena belum terlengkapinya fasilitas pendukung keamanan penerbangan, seperti Instrument Landing System (ILS), sehingga jadwal penerbangan pesawat maksimal pada pukul 17.00 WIB.
Selain itu, runway tunggal yang digunakan akan berbagi waktu serta tempat untuk kebutuhan penerbangan militer. Pasalnya, terminal baru ini didirikan masih berada di kompleks Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh.
Pada Maret 2012 nanti menerima pengiriman empat unit pesawat taktis Super Tucano buatan Brazil. Meski begitu, penerbangan hanya melayani keberangkatan penumpang itu diyakini berjalan lancar.
"Ini pertama di Indonesia, bandara diserahkan pengelolaannya ke Pemprov Jatim. Surat dari Menteri Perhubungan sudah turun soal itu," ujar Kadishub dan DLLAJ Pemprov Jawa Timur Wahid Wahyudi kepada wartawan di lokasi, Rabu (28/12/2011).
Menurut Wahid, pembukaan terminal baru ini dapat membantu peningkatan roda perekonomian, mengingat Bandara Juanda kini sudah overload dengan jumlah penumpang mencapai 12 juta per tahunnya.
"Juanda sungguh padat, adanya terminal baru dan dikelola pemerintah daerah merupakan yang pertama di Indonesia," beber Wahid.
Saat ini, lanjut dia, Bandara Abdulrahcman Saleh melayani 7 kali penerbangan, enam kali Malang-Jakarta serta satu kali Malang-Denpasar oleh empat maskapai penerbangan. Diharapkan, berdirinya terminal baru di luar kompleks TNI AU bisa melancarkan aktivitas transportasi penerbangan.
"Terminal dibuat di luar areal TNI, akan sangat mendukung peningkatan jumlah penumpang," sambung dia.
Rencananya, sejak 30 Desember 2011 nanti akan dimulai jadwal keberangkatan, uji coba berjalan hingga 2 pekan. Pasca itu bandara kelas II ini akan diresmikan oleh Presiden SBY.
"Pak gubernur berharap bandara diresmikan presiden pertengahan Januari mendatang," sambung Wahid.
Bandara Abdulrachman Saleh ini dibangun di atas lahan seluas 1020 meter persegi yang mampu menampung sebanyak 250 orang, dengan setiap kali penerbangan penumpang berangkat sekitar 125 orang.
"Pembangunan sesuai dengan keputusan menteri perhubungan yang disokong dana patungan APBN sebesar Rp 87 miliar, APBD Jawa Timur 30 miliar dan pemda Malang Raya, sayang baru Kabupaten Malang yang memberikan kontribusi sebesar Rp 22 miliar, lainnya masih menunda," tandas Wahid.
Sementara Kepala Bandara Abdulrachman Saleh Mayor Teguh, mengatakan, karena fasilitas pendukung belum maksimal, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan TNI AU serta Dirjen Perhubungan, termasuk perbaikan fasilitas pendaratan dan penerbangan.
"Kita butuh ILS, agar penerbangan malam bisa jalan," ujarnya terpisah.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini