"Sejak pertama kali berbuah memang besar-besar. Tiap tangkai paling banyak ada 12 butir," ujar Suyono kepada detiksurabaya.com di rumahnya, Minggu (11/12/2011) siang.
Suyono mengatakan, dirinya pertama kali menanam bibit kelapa sekitar tahun 1984. Saat itu jumlahnya sekitar 25 batang. Bibit sebanyak itu ditanam merata pada beberapa petak tanah milik orang tuanya.
"Saking pinginnya punya kelapa sendiri, semua lahan saya tanami. Apalagi saat itu orang tua saya termasuk kurang beruntung," kenangnya.
Tapi aneh, ungkap pria yang bekerja sebagai pesuruh SD, batang kelapa yang satu ini mengalami perkembangan lebih cepat dibanding tanaman lainnya. Bahkan, saat tingginya baru 3 meter, pohon kelapa yang berada di samping rumah itu sudah berbuah.
Lebih mengejutkan lagi, buah yang dihasilkannya berukuran raksasa. Jika buah kelapa biasa rata-rata hanya seukuran kepala manusia, butiran kelapa yang kulitnya berwarna kuning kecoklatan itu, ukurannya jauh lebih besar.
Mengetahui fenomena tersebut, bapak 5 anak itu mengaja memeliharanya. Dia meyakini, bentuk fisik yang lebih besar merupakan ciri khas tanaman tersebut cocok dijadikan bibit unggul.
"Saya biarkan sampai tua dan mengering lalu saya bikin bedengan pembibitan," imbuhnya.
Hingga saat ini sudah ada puluhan warga sekitar yang antre mendapatkan bagian bibit dari Suyono. Itu diberikannya secara cuma-cuma. Penyebaran bibit kelapa milik Suyono bukan hanya di wilayah setempat, namun sudah menyebar hingga kecamatan sekitar.
"Banyak yang pada datang kesini. Ada yang dari Bandar, Nawangan, Tulakan bahkan dari Kecamatan Pacitan juga ada," paparnya bangga.
Sayangnya, informasi temuan Suyono belum terdengar dinas terkait. Padahal, jika potensi tersebut akan dikembangkan, Suyono siap menyerahkan sepenuhnya. Yang penting, tegas dia, bibit kelapa darinya membawa manfaat bagi masyarakat luas.
"Selama ini saya sendiri yang melakukan pembibitan sekaligus membagikan kepada yang membutuhkan. Saya bisa memberi saja sudah senang," tuturnya.
(bdh/bdh)