Bapak dan anak mengidap tumor hingga menutupi seluruh wajah, mulut dan mata hingga tidak terlihat lagi bentuknya. Sementara sang ibu yang sudah renta terpaksa menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja apa adanya.
Kondisi lebih parah dialami oleh Purwanto (32), anak terakhir dari pasangan Pardi dan Tanem. Purwanto seluruh badannya terkena kutil yang mengeluarkan cairan. Untuk melihat Purwanto tak mampu, bahkan ia terpaksa menarik kulit matanya dengan kain agar bisa melihat.
Begitu pula untuk berbicara, sebab mulutnya sudah tertutup dengan kulit tumor. Ia sering mengeluh sakit panas, nyeri di bagian mukanya, terlebih kelopak matanya yang setiap kali mesti mengalir air. Purwanto mengaku bersedia diobatai dan dioperasi jika pemerintah bersedia membantu.
"Sakit sejak kecil, pernah diobatkan tapi tidak sembuh," kata Purwanto kepada detiksurabaya.com di rumahnya, Kamis (8/12/2011).
Sementara Pardi, bapaknya, hanya ditumbuhi benjolan benjolan sebesar telur puyuh di sekujur tubuhnya dan kedua matanya buta akibat benjolan tersebut.
Beruntung, istri Pardi dalam kondisi normal. Namun Tanem yang sudah renta itu terpaksa menjadi tulang punggung keduanya. Sebab suaminya dan anaknya tidak mampu untuk bekerja.
Sehari-harinya, Tanem hanya mempu mengais bawang merah di sawah bekas petani panen yang kemudian dikupas di rumah. Hasilnya dalam sehari hanya sebesar Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu saja. Namun sayang itu tidak cukup untuk makan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tanem pun terkadang juga mengandalkan pemberian dari tetangga dan kedua anaknya yang lain yang ada di luar kota. Tanem berharap pemerintah setempat terketuk hatinya untuk sudi untuk membantu mengobatkan suami dan anaknya hingga sembuh.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini