Koordinasi juga dilakukan dengan pengurus PPS Setia Hati (SH) Terate setempat. Demikian yang disampaikan Kapolres Jombang, AKBP Marjuki.
"Saat akan ada rombongan PPS Kera Sakti, kami sudah meminta kelompok Setia Hati Terate di Jombang, terutama kawasan Kabuh untuk tidak membuat tindakan anarkis," kata AKBP Marjuki di halaman Markas Satuan Radar 222 TNI AU, Minggu (13/11/2011).
Menurut Kapolres, ketua PPS Setia Hati Terate sudah menyanggupi tidak akan berbuat anarkis. "Tapi ternyata ada anggota yang bertindak di luar koordinasi pengurus," kata AKBP Marjuki.
AKBP Marjuki menyatakan tetap mengusut kasus ini hingga tuntas. "Setiap pihak yang terbukti menjadi pelaku penyerangan dan penghadangan ini akan kami tangkap dan diproses sesuai hukum yang ada," kata AKBP Marjuki menjamin.
Terkait dengan penyerangan ini, polisi telah menangkap seorang pemuda berusia sekitar 18 tahun di kawasan Kecamatan Kabuh. Saat ditangkap, pemuda itu berupaya menutupi wajahnya. Polisi juga menyita sebuah pedang yang diduga digunakan untuk menyerang rombongan PPS Kera Sakti tersebut.
Sebelum dibawa ke Polres Jombang dengan mobil Polsek Kabuh, polisi membawa pemuda itu ke Markas Satuan Radar 222 TNI AU di jalan raya Jombang-Lamongan, KM 20 Kabuh.
Untuk mengantisipasi sang pemuda itu kabur, 5 polisi mengawal pemuda itu di atas mobil pick up patrol Polsek Kabuh. Namun belum ada keterangan resmi dari polisi perihal status pemuda tersebut.
Sebelumnya, rombongan PPS Kera Sakti dihadang dan diserang seratusan orang dengan membawa parang, bom molotov dan bebatuan. Meski berjumlah lebih banyak, namun anggota PPS Kera Sakti tak mampu melawan karena tidak membawa senjata. Sedikitnya 6 orang terluka parah dan dirawat di RSUD Jombang.
Hingga berita ini diturunkan, detiksurabaya.com belum berhasil mengkonfirmasi kepada pengurus PPS Setia Hati (SH) Terate Jombang terkait insiden tersebut.
(gik/gik)