"Sebelum masuk kelas, Eko sempat beli es di warung saya. Lha ini kok malah meninggal tenggelam," kata Mbok Musripah, pemilik warung es yang juga masih tetangga korban ditemui di rumah duka, Kamis (10/11/2011).
Menurut Dimas (9), teman satu klas korban, sepulang sekolah, dia bertiga bersama Viki (9) dan korban berjalan menyusuri tepian Sungai Rong Karong. Pada saat melihat ikan, korban menghentikan langkahnya dan mengajak menangkap ikan.
"Saya sudah melarangnya, tapi korban memaksa dan menuruni tepian sungai. Ndak, tahunya Eko tenggelam karena tak bisa berenang," tutur Dimas sembari menangis.
Saat tenggelam, Dimas dan Viki berteriak minta tolong. Warga sekitar langsung menyisir sungai Rong Karong dan tubuh korban ditemukan di tumpukan sampah yang berjarak 50 M dari tenggelamnya Eko.
Menurut Maryanto, warga Kolpajung, ketinggian Sungai Rong Karong bertambah dalam setelah diguyur hujan semalam. "Tadi malam sampai subuh turun hujan," katanya.
Saat jenazah anak kedua pasangan Mariyani (34) dan Rojianto (40) tiba di rumah duka, teriakan histeris menyambutnya. "Anakku-anakku," teriak Mariyani sambil berusaha memeluk jenazah anaknya.
Teriakan histeri kembali terdengar mengiringi Mariyani yang jatuh pingsan. Puluhan warga Kolpajung tampak merubung rumah duka dan memacetkan arus lalin.
Empat personel Regident Satreskrim Polres Pamekasan langsung mengambil sidik jari korban dan memotret wajah korban. Petugas paramedis Puskesmas Kowel ikut menvisum korban.
"Korban meninggal karena tenggelam dan tidak ada unsur kesengajaan," kata Kasubag Humas Polres Pamekasan, AKP Supingi.
(fat/fat)