Tim tanggap bencana dari Basarnas serta sejumlah elemen masyarakat langsung berupaya memberikan pertolongan kepada belasan korban, proses pencairan korban sempat terganggu derasnya volume air, hingga nyaris perahu karet ditumpangi petugas SAR terguling.
Upaya penyelamatan korban tak sia-sia, seluruhnya berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Inilah gambaran simulasi tanggap bencana digelar Badan SAR Nasional bersama TNI, Tagana, serta pemda di bendungan berada di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Kamis siang.
Kasubdit Operasi dan Pengembangan Telekomunikasi Basarnas, Barokna, mengatakan, ini merupakan pendekatan petugas dalam mengambil tindakan bencana tanah longsor serta banjir bandang.
Diharapkan, para petugas semakin matang untuk memberikan pertolongan kepada korban bencana, selain itu, melihat segi kesiapan dalam melaksanakan tugasnya.
"Ini melihat kesiapan kita, sebagai tim tanggap bencana," ujar Barokna kepada wartawa di sela-sela simulasi.
Dalam simulasi, Basarnas menerjunkan sebanyak 90 personel dilengkapi peralatan kebutuhan pertolongan pertama korban bencana tanah longsor dan banjir bandang.
Ia mengaku, beberapa poin ditekankan pada proses penyelamatan korban yakni tehnik water rescue, medical first responden, serta high ugle rescue. "Ada beberapa pola pertolongan kita dipraktekkan dalam simulasi ini," aku Barokna.
Ia menambahkan, dalam simulasi ini juga melibatkan warga sekitar bendungan, karena tak menutup kemungkinan bencana alam dapat terjadi setiap waktu. Dengan simulasi ini masyarakat akan mengerti bagaimana mengambil langkah selama menghadapi bencana alam. "Masyarakat juga kita libatkan," imbuh dia.
(fat/fat)