Asyiknya Ngabuburit Bermain Sepak Bola Pantai

Asyiknya Ngabuburit Bermain Sepak Bola Pantai

- detikNews
Jumat, 12 Agu 2011 16:22 WIB
Pacitan - Ada pemandangan unik melengkapi panorama Pantai Taman Kecamatan Ngadirojo, Pacitan selama Ramadan. Tak hanya menjadi tempat rekreasi, hamparan pasir itu mendadak berubah fungsi menjadi lapangan sepak bola.

Pemainnya pun beragam, mulai anak-anak sampai dewasa. Tak ada wasit, apalagi tiupan peluit. Gawangnya pun, hanya dua batang kayu seadanya yang ditancapkan sejajar di pasir.

"Yang pasti, kami semua penghobi sepeda fixie dan sama-sama suka sepak bola," kata Arya Fitratama (25) seorang pemain kepada detiksurabaya.com, Jumat (12/8/2011).

Waktu baru menunjukkan pukul 16.00 WIB. Tapi puluhan remaja yang mengendarai sepeda warna-warni sudah tiba di gapura masuk. Sesaat kemudian, kendaraan tersebut diparkir berjajar di tepi pantai. Tanpa menghiraukan terik matahari yang masih menyengat, kaki-kaki telanjang itu pun melompat menuju pasir.

Sementara, seorang lainnya yang membawa bola melemparkan si kulit bundar ke tengah lapangan. Pertanda permainan dimulai.

Setyo Wibowo (25), pecinta sepeda fixie mengaku, kegiatan sepak bola yang dilakukan komunitasnya berawal dari iseng. Tujuannya semata mengisi waktu senggang menjelang buka puasa.

Awalnya hanya ada beberapa orang yang ikut, namun lambat laun puluhan penghobby sama ikut bergabung. Dia pun merasakan dampak positif aktivitas yang dilakukan tiap hari tersebut.

"Kalau baru sekali dua kali memang terasa lemas. Tapi kalau sudah terbiasa nalah terasa bugar," ujar Setyo terkekeh.

Rupanya, berkurangnya asupan energi setelah seharian berpuasa tidak membuat mereka kehilangan semangat untuk mencetak gol. Keasyikan berebut bola membuat mereka lupa akan rasa lapar dan dahaga.

Semuanya tergantikan semangat saling berkompetisi. Sesekali teriakan tanda puas atau kecewa, terdengar lantang dari mulut mereka.

Bagi Arya Fitriatama (24), bermain sepak bola merupakan hobby yang ditekuninya sejak kecil. Bedanya, terang lulusan SLTA yang juga anggota komunitas pecinta fixie, bermain bola di pantai memberinya sensasi lebih.

Lapangan berupa pasir membuatnya lebih leluasa menendang bola tanpa khawatir terhalang apapun. Ini tentu sangat berbeda dengan lapangan hijau yang dibatasi sekat maupun pagar.

"Tapi capeknya ya lebih terasa mas. Jauh kalau dibanding main di lapangan rumput," paparnya.

Memang, olah raga merupakan bahasa akrab dan tanpa batas bagi terjalinnya tali persahabatan. Lewat sepak bola pula, tercipta rasa solidaritas diantara para remaja itu.

Tentunya, lebih dari sekedar berkumpul dan menggunjing tanpa ujung. Mereka dapat saling berbagi pengalaman tentang hal-hal yang bermanfaat. "Asyik lah, bisa sharing dengan teman-teman. Nggak terasa, tahu-tahu sudah buka puasa," imbuh Arif Sugiatno yang masih duduk di bangku kuliah sambil mandi keringat.

Tanpa terasa, hampir 1,5 jam puluhan anak muda itu larut dalam serunya permainan sepak bola pantai. Sinar matahari yang mulai tenggelam di balik bukit, membuat suasana kian gelap. Sementara, skor tetap bertahan pada angka 2-0.

Seolah tidak terima dengan perolehan itu, tim yang kalah masih berusaha menyerang dengan tenaga yang tersisa. Padahal wajah si kulit bundar tidak lagi terlihat jelas akibat cahaya senja yang kian temaram.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar," kumandang azdan maghrib terdengar dari pengeras suara masjid di pemukiman seberang pantai. Mereka pun serempak mengakhiri pertandingan.

Dengan langkah setengah lari, kaki mereka menuju tempat parkir sepeda. Diiring suara gelak tawa, mereka mengayuh sepeda kesayangan menuju rumah masing-masing. Menu buka telah menunggu sebagai penutup ibadah puasa hari ini.


(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.