Sambut Ramadan, Warga Pamekasan Gelar Rokat di Sumber Kelamin Dua

Sambut Ramadan, Warga Pamekasan Gelar Rokat di Sumber Kelamin Dua

- detikNews
Jumat, 22 Jul 2011 15:14 WIB
Mojokerto - Menyambut datangnya bulan ramadan, puluhan warga Dusun Sumber Desa Panagguan Kecamatan Larangan, Pamekasan menggelar upacara ritual Rokat Bumi di dekat sumber air yang diyakini berkelamin jantan dan betina.

Sumber air yang menjadi pasokan air di Desa Panagguan itu mengalir dari lorong goa berdiameter 180 cm. Selain sebagai mata air, lorong goa sepanjang 1.200 m itu menjadi rumah ribuan ekor kalelawar.

Juru kunci Makam Bujuk Sokon, Arim alias Pak Sinol mengatakan upacara ritual di kawasan goa yang berdampingan dengan Makam Bujuk Sokon itu, dilakukan tiap tahun.

"Rangkaian acara rokat bumih ini berlangsung sehari semalam. Tadi malam kami melakukan selamatan dan berlanjut usai sholat Jumat ini," jelas Arim, yang telah 20 tahun menjadi juru kunci makam Bujuk Sokon, Jumat (22/7/2011).

Menurut Arim, ritual rokat bumi itu dilakukan setiap menjelang datangnya bulan suci puasa. Acara selamatan dirangkai dengan bacaan doa dan mocopatan. Rokat bumi ditutup dengan makan bersama di tanah bedeng sebelah sumber air jantan dan betina itu.

Arim mengatakan, rokat bumi ini wajib dilakukan jelang puasa. Sebab, rokat bumi itu merupakan acara ritual warisan Bujuk (mbah buyut) Sokon. Semasa Bujuk Sokon masih hidup, ritual rokat bumi itu dimaksudkan untuk memelihara kehidupan sumber air yang bermata air di lorong goa.

"Jika warga tak melakukan rokat bumi, maka diyakini sumber air di lorong goa bakal mati. Terbukti pada saat masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1942, warga tak sempat melakukan rokat bumi dan berakibat sumber air jantan mati tak mengeluarkan air," tutur Arim.

Ada lagi sebuah prosesi yang harus ditaati warga. Yakni, memotong kambing di atas mata air yang mengalir dari dalam goa. "Darah kambing harus membasahi sumber air. Jika dilanggar, maka akan ada musibah yang menimpa warga," terang Arim.

Namun yang pasti, selamatan rokat bumi di dekat Makam Bujuk Sokon itu, tetap dibuka dengan bacaan doa-doa yang dikutip dari kitab suci Al Quran. "Sedangkan bacaan Mocapat menggunakan bahasa madura dengan kandungan ajakan menyempurnakan ahlak warga," imbuh Arim.

Sebagai penutup acara rokat bumi, puluhan warga Desa Panagguan melakukan makan bersama di dekat makam Bujuk Sokon. Warga berharap, seusai ritual rokat bumi mereka makin memiliki kekuatan iman untuk menjalankan puasa selama bulan Ramadhan nanti.


(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.