Sebelumnya, dua bocah Dusun Tunggulunan, Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, ini diminta pindah oleh SDN IV Sitirejo di hari pertama tahun ajaran 2011 lalu. Keputusan itu menyusul adanya kritikan dari orang tua Yoga-Yogi atas kurangnya mutu pendidikan di sekolah tersebut yang ditujukan kepada Bupati Malang Rendra Kresna.
Upaya mediasi telah dilakukan guna membujuk kedua siswa duduk di bangku kelas II itu kembali ke SDN IV Sitirejo, tapi upaya itu gagal karena keduanya tak menginginkan kembali.
"Yoga-Yogi memilih sekolah yang dekat dengan rumah neneknya di Sukun, kalau untuk kembali ke sekolah lama mereka sudah trauma," ujar Lilis saat dihubungi detiksurabaya.com melalui telepon genggamnya, Senin (18/7/2011) siang.
Sesuai rencana mulai esok hari kedua putranya akan bersekolah di SDN Sukun II yang berada dekat dengan rumah ibunya di Jalan Parkit Utara, Kecamatan Sukun, Kota Malang. "Kalau sekolahnya dekat, yang menjemput saat pulang bisa siapa saja," ujar ibu dua anak ini. Dia berharap, di sekolah baru itu, kedua putra kembarnya bisa melupakan masalah yang pernah dilalui hingga dapat menimba ilmu dengan baik. "Semoga dia (Yoga-Yogi,red) bisa konsentrasi belajar di sekolah baru," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Sri Wahyuningtyas mengatakan, azaz kemanusiaan menjadi pertimbangan menerima kedua siswa itu di lembaga pendidikan yang dipimpinnya. "Ini bentuk rasa kemanusiaan kami mas kepada mereka," akunya dikonfirmasi terpisah.
Dia memandang kedua siswa itu masih mempunyai masa depan yang harus diraih, alasan segera menerima mereka di SDN Sukun II juga membebaskan mereka dari masalah yang dihadapi. "Agar tidak semakin terpuruk, mereka punya masa depan," jelasnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga membebaskan biaya pendidikan bagi Yoga-Yogi selama menimba ilmu di SDN Sukun II. Kebijakan ini menyusul nasib yang mereka alami. "Kami juga berikan seragam gratis, kapan bisa mulai sekolah itu terserah mereka," beber wanita berjilbab ini.
(bdh/bdh)