Mereka kecewa dengan kinerja Rektor Unija, Alwiyah, yang tidak serius mengurus akreditasi fakultas. Padahal, akreditasi merupakan persyaratan pengakuan bagi lulusannya.
Mahasiswa yang mengatasnamakan MahaPede (Mahasiswa Hukum Peduli Demokrasi) tersebut membawa berbagai poster yang bertuliskan kecaman terhadap rektor.
Salah satunya: "Rektor Pembohong, Mahasiswa Dibodohi. Rektor bukan pemimpin tetapi Provokator. Rektor Pandai Bersilat Lidah".
Aksi demo yang digelar di depan gedung rektorat tersebut memaksa masuk ke ruang lobi. Security kampus tak mampu menghadang pendemo.
Orasi pun digelar di ruang lobi yang juga bersebelahan dengan kantor Fakultas Hukum. Pendemo sempat ditemui PR I dan RP II, namun mahasiswa tidak puas dengan penjelasannya, sehingga memaksa menyegel ruang fakultas hukum dengan kayu dan dipaku.
Berbagai poster ditempel. Dan tulisan "kampus disegel" juga dipampang. Bahkan, aksi segel tersebut berlangsung lancar tanpa ada penghadangan dari secrurity kampus.
Aksi segel dilanjutkan ke ruang kuliah fakultas hukum. Pendemo sempat mengusir mahasiswa Fakultas Ekonomi yang menggunakan ruang kuliah Fakultas Hukum.
Ketua BEM Fakultas Hukum Unija Sumenep, Haris mengatakan, segel kampus akan dilakukan dalam waktu tak terbatas.
"Sebelum ada kejelasan kapan akreditasi selesai, perkuliahan ditutup. Jika rektor tidak mampu menyelesaikan akreditasi, lebih baik turun dari jabatannya," kata Haris dalam orasinya, Sabtu (25/6/2011).
Sementara PR III Unija Sumenep, Fatoni di depan pendemo menyampaikan jika akreditasi tetap dalam proses penyelesaian.
"Rektorat berusaha menyelesaikan tuntutan mahasiswa, namun perlu waktu. Semuanya sudah saya pastikan bekerja, karena tim akreditasi sudah terbentuk," tandasnya.
(fat/fat)