Akibat keyakinan itu pula, banyak warga Tuban ke luar rumah. Mereka
beramai-ramai membunyikan kentongan, untuk membangunkan tetangganya yang masih tertidur.
Pantauan di lapangan menyebut, datangnya purnama utuh telah banyak diketahui warga setempat. Untuk itu mereka ramai-ramai ke luar rumah sekedar melihat dan menatap langsung bulan yang sedang dimangsa gerhana tersebut.
Warga mulai dari anak-anak dan orang dewasa di wilayah Kota Tuban maupun
desa-desa di sekitarnya ke luar rumah. Mereka nongkrong di jalanan sambil bergerombol. Menikmati indahnya bulan purnama. Apalagi purnama kali ini adalah purnama terlama waktunya karena sampai hampir 1,5 jam.
"Kata kakek nenek kita dulu, kalau ada gerhana bulan total dan kita bisa
melihatnya. Akan terhindar dari musibah dan bencana," kata Safuwan (32) warga Desa Kembangbilo, dinihari tadi.
Sedangkan Untung Supangkat (41) asal Desa Bektiharjo menyatakan, jika bisa melihat gerhana bulan total secara langsung akan terhindar dari berbagai penyakit. Bahkan apa pun yang ditanam di ladang bisa subur dan terhindar dari hama penyakit.
"Makanya semalam saya melihat langsung dan mengelilingi sawah, agar tanaman
kacang yang saya tanam tidak terkena hama penyakit," kata petani bertubuh
kerempeng ini.
Sementara sejumlah warga juga meyakini jika gerhana bulan total dinihari tadi bisa dianggap sebagai kejadian yang sengaja diciptakan Tuhan untuk membasuh bumi dari ancaman pagebluk. Untuk itu pula, tak sedikit warga langsung mengelus-elus hewan ternaknya di bawah sinar bulan purnama.
"Semoga gerhana bulan kali ini membawa berkah pada sapi dan kambing saya,
semoga bisa cepat besar dan tidak kena serangan wabah penyakit," kata Gopar (29) di samping Sumali (36) saat ditemui di Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Tuban.
(fat/fat)