"Tanggul yang jebol ini dikarenakan penurunan tanah atau subsiden (penurunan tanah) terletak di titik 68 tanggul. Pagi ini panjang jebol kurang lebih 200 meter," kata Humas BPLS, Ahmad Khusairi kepada detiksurabaya.com, Kamis (28/4/2011).
Pihaknya ujar Khusairi, sulit untuk melakukan penutupan tanggul. Hal ini disebabkan karena tanggul terdorong oleh volume lumpur. Alhasil lumpur beserta air mengalir ke area yang sudah dimasukkan peta terdampak.
Menurut pantauan detiksurabaya.com, jebolnya tanggul di titik 68 tidak membahayakan karena material yang keluar hanya lumpur. Hingga saat ini, BPLS menurunkan dua mesin eskavator untuk membuat saluran pembuangan air lumpur agar tidak menggenangi ke penampungan lumpur lainnya.
"Untuk penanganan sementara, kami membuat saluran pembuangan air lumpur. Nanti dilanjutkan membuat tempat penampungan lumpur berikutnya," terangnya.
Saat ini, terlihat dua titik pos pantau yang digunakan untuk berjaga di sekitar lokasi jebolnya tanggul. Pos tersebut dipenuhi beberapa personel petugas Kepolisian dari Polrestabes Surabaya.
Diberitakan sebelumnya, tanggul lumpur Lapindo jebol di titik 68 sepanjang 25 meter pada Rabu (27/4/2011) pukul 18.30 WIB. Peristiwa ini mengakibatkan sebuah alat berat eksavator terguling dan tenggelam, setelah diterjang lumpur Lapindo yang mengalir deras.
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini