Kemunculan ulat bulu tersebut diakui warga mulai terjadi pada Selasa (12/4/2011) siang kemarin. Hingga hari ini jumlahnya kian bertambah, bahkan sudah merambah ke jenis pepohonan lainnya, yaitu nangka dan pepaya.
"Seumur-umur baru sekali ini ada ulat kok sebanyak ini. Apalagi ini ada juga di pohon pepaya," kata Sugeng, salah satu warga yang di pekerangannya ditemukan ulat bulu, Rabu (13/4/2011).
Pantauan detiksurabaya.com di lokasi menunjukkan, ulat bulu tersebut menempel secara gergerombol dengan jumlah mencapai ratusan per kelompok. Ulat bulu ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan temuan di Probolinggo, Jombang dan Pasuruan, yaitu berwarna coklat kehitaman, memiliki bulu di bagian punggung serta bersungut di bagian mulut.
"Kalau di sini ulat semacam ini disebut ulat teplok. Kalau kena ke tubuh gatelnya setengah mati. Tapi Alhamdulillah sejauh ini belum sampai masuk ke rumah, hanya menyerang pepohonan saja," lanjut Sugeng.
Sementara Ketua RT di lingkungan setempat, Rokhim, mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah desa setempat. Laporan yang sama juga sudah disampaikan ke kecamatan dan Dinas Pertanian Kabupaten Kediri. Namun sayang, meski sudah dilakukan peninjauan di lokasi, belum ada solusi tepat untuk mengusir keberadaan ulat yang meresahkan tersebut.
"Katanya sambil menunggu obat, warga diminta membakar pakai methanol (minyak tanah). Dari saran itu warga sudah membakarnya beramai-ramai," ujar Rokhim.
Rokhim dan warga di Desa Blaru lain berharap pemerintah daerah setempat bisa segera mengambil tindakan, mengatasi kemunculan ulat bulu secara mendadak tersebut. Kejadian yang dianggap tak lazim tersebut diakui sangat mengganggu aktifitas masyarakat, terutama anak-anak yang tak bisa leluasa bermain di pekarangan.
"Itu cucu saya keluar saya suruh pakai kaos kaki dari plastik. Jaga-jaga, nanti jangan-jangan gak sengaja malah menginjak ulat kan bahaya," ungkap Ngatmijah, warga lain yang di pekarangannya juga ditemukan ulat bulu.
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini