Mereka berusaha menyelamatkan barang-barang yang diduga sebagai peralatan perang, seperti amunisi, dan meriam. Selain itu, lumpur yang menggunung dan melekat di badan kapal buatan Rotterdam tahun 1914 ini diupayakan terus dibersihkan.
Pembina Saka Bahari Lantamal V Jawa Timur, Serma Muhadi mengatakan, pembersihan lumpur yang menutupi kapal perang itu membutuhkan waktu lama. "Anak buah saya masih 8 orang yang melakukan pembersihan di dasar laut," kata Muhadi, saat dihubungi via telepon selulernya, Rabu (16/3/2011).
Dia tidak bisa memprediksi kapan selesainya membersihankan lumpur dibangkai kapal, dan pengangkatan sebagian barang yang bernilai sejarah itu.
"Selama ada dana, anak buah saya terus akan melakukan penyelaman. Sebab, setiap penyelam butuh biaya hidup Rp 50 ribu per hari," terangnya.
Beberapa barang berharga yang sudah diangkat dari dasar laut dan saat ini ada di balai Desa Banmaleng, Kecamatan Giligenting (Pulau Giliraja) antara lain, nama dan nomor lambung kapal, serta papan peringatan "Waarschuwing! Voorzichtig! De Ketels En Machines Bij Het Openen Niet Met Open Light Te Naderen Alvorens Deze Voldoende Geventileerd Zinj" yang ditemukan di ruang mesin.
(bdh/bdh)