Penelitian Usai, Dentuman & Getaran di Trenggalek Tidak Berbahaya

Penelitian Usai, Dentuman & Getaran di Trenggalek Tidak Berbahaya

- detikNews
Sabtu, 26 Feb 2011 17:40 WIB
Trenggalek - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, secara resmi mengakhiri penelitian atas munculnya suara dentuman dan getaran di permukaan tanah di sejumlah titik di Kabupaten Trenggalek. Kesimpulan akhir kejadian tersebut dinyatakan tak berbahaya, sebagai akibat dari adanya pergerakan tanah lambat.

Kepala Bagian Humas Pemkab Trenggalek, Yoso Mihardi mengatakan, dalam pemaparan di hadapan Bupati Moelyadi, PVMBG memastikan suara dentuman dan getaran yang terjadi di 7 kecamatan adalah efek dari pergerakan tanah.

"Sebelum penelitian dilakukan PVMBG memberikan hipotesa yang menyebut kejadian ini adalah efek pergerakan tanah. Nah setelah diteliti selama 3 hari, hasilnya memang sesuai dengan apa yang diprediksikan sebelumnya," terang Yoso, kepada detiksurabaya.com melalui sambungan telepon seluler, Sabtu (26/2/2011).

Terkait kemunculannya yang juga menyebar ke 5 kabupaten lain di Jawa Timur, Yoso menambahkan, PVMBG menyimpulkan karena pergerakan patahan tanah di suatu lokasi akan menggerakkan patahan yang sama di tempat berbeda. "Mereka menyebutnya sesar Semangko, dan itu kejadian yang lazim," sambungnya.

Dari keputusan akhir tersebut PVMBG memastikan kejadian di Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Nganjuk, Madiun dan Bojonegoro sebagai hal yang tak berbahaya. Masyarakat diminta untuk tidak terlalu resah, meski kewaspadaan diakui tetat harus dikedepankan.

"Kewaspadaan bukan karena dentuman dan getarannya, tapi kemungkinan longsor. Kemungkinan itu bisa saja terjadi, karena di lokasi kejadian itu rata-rata adalah perbukitan," tandas Yoso.

Dalam penelitiannya selama 3 hari PVMBG juga mendapati intensitas dentuman dan getaran yang sudah mengalami penurunan drastis, yaitu dari 25 kali dalam sehari menjadi maksimal 3 kali sehari. Temuan ini memperkuat prediksi dentuman dan getaran misterius tersebut akan berakhir dalam 2 bulan mendatang.

"Jadi selain dari seismograf, PVMBG juga meminta kepala desa di setiap lokasi penelitian mencatat, apakah dentuman dan getarannya masih sering. Hasilnya sebaliknya, yaitu maksimal 3 kali sehari," pungkas Yoso.

(bdh/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.