"Hasil penelitian tanggal 6 Februari 2010, di dalam kaldera atau lautan pasir menunjukkan bahwa lontaran batu vulkanik sejauh 1.400 meter dari kawah pusat," ujar Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi PVMBG, Gede Suantika saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (7/2/2011).
Gede mengatakan, dari pantauan kegempaan oleh Pos Pengamatan Gunung Bromo di Cemorolawang, Ngadisari, Kecamatan Sukapura, pada Senin (7/2/2011), gempa tremor masih terjadi terus-menerus dengan amplitudo 38-40 milimeter.
"Letusan kadang-kadang disertai dentuman dengan amplitudo over scale 40 milimeter. Sampai sore ini, tremor masih terus-menerus over scale," tuturnya.
Sementara itu, pengamatan visul, kondisi cuaca di area kaldera mendung gerimis dengan sushu udara 13 derajata celcius.
Abu vulkanik Gunung Bromo berwarna kelabu kecoklatan. Tekanan dari abu vulkanik itu kadang sedang hingga kuat, dengan ketinggian mencapai 400 sampai 800 meter dari bibir kawah Bromo.
Abu vulkanik itu menyebar ke arah timur dan timur laut atau arah Probolinggo. Bahkan, di kawasan Ngadirejo terkena abu vulkanik berupa pasir.
Meski kondisi aktivitas Gunung Bromo seperti itu, sampai saat ini Bidang Mitigasi Bencana Geologi PVMBG, belum merubah status Gunung Bromo menjadi Awas. "Nggak, statusnya masih siaga dan jarak aman radius 2.000 meter (2 Km) dari pusat kawah," jelas Gede.
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini