Informasi yang berhasil dihimpun detiksurabaya.com menyebutkan, kesurupan bermula saat seluruh siswa dan siswi SMP negeri 2 Kota Kediri menggelar istighosah di halaman sekolah, Kamis (13/1/2011).
Tanpa diketahui siapa yang mengawalinya, sejumlah siswi mendadak berteriak histeris dan menangis. Kondisi semakin kacau setelah jumlah siswi yang kesurupan terus bertambah, hingga mencapai 30 anak.
Untuk menangani kondisi tersebut, 30 anak yang kesurupan langsung dibawa ke mushola. Pihak sekolah juga terpaksa memanggil paranormal untuk menyembuhkan siswanya, berbeda dengan cara sebelumnya yang hanya mengandalkan guru agama dan petugas UKS.
"Ya tiba-tiba begitu. tadi ada yang menjerit saat berdoa dan disusul lainnya," kata Ida, salah satu siswi kelas VIII SMPN 2 Kota Kediri saat ditemui wartawan di sekolahnya.
Untuk memutus mata rantai bertambahnya jumlah siswa yang kesurupan, pihak sekolah
memutuskan memulangkan seluruh siswanya lebih awal. Keputusan yang sama juga sempat diberlakukan saat kejadian kesurupan terjadi sehari sebelumnya.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 2 Kota Kediri, Marsudi Nugroho, menolak anggapan telah terjadi kesurupan massal di sekolah yang dipimpinnya. Kejadian yang terjadi adalah
imbas dari kegiatan Studi kenal Alam dan Lingkungan (SKAL) yang sebelumnya dilakukan
siswa dan siswi dari kelas VIII ke pulau dewata, Bali.
"Mungkin mereka masih kelelahan, jadi akibatnya seperti itu," sanggah Marsudi kepada
wartawan.
Dalam keterangannya Marsudi juga membantah adanya kabar anak didiknya telah melakukan kesalahan, menginjak sesaji saat berada di Bali, hingga berakibat pada terjadinya kasus kesurupan massal. "Guru-guru kami selalu mendampingi dan mengajarkan agar mereka menghormati adat istiadat, jadi nggak mungkin ada kejadian itu," ujarnya.
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini