Hal ini diungkapkan oleh Plt Ketua Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jatim, Aris Soviani. Menurutnya, bentuk pondasi yang ditemukan warga Dusun Tegal Sari ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 2x3 meter.
"Itu bukan candi, melainkan bekas rumah. Sebab dilihat dari bentuk pondasi, kalau candi pasti berbentuk bujur sangkar. Sedangkan temuan warga ini bentuk pondasinya persegi panjang," tutur Aris Sofani, saat dihubungi detiksurabaya.com, Selasa (4/1/2011).
Sementara untuk guratan lambang berbentuk bintang sudut delapan yang ditemukan di atas bata itu adalah mainan anak yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, sering disebut terakota. Guratan lambang tersebut tidak bermakna apapun, selain sebagai penanda bahwa bata tersebut merupakan produk seseorang.
"Lambang bintang yang memiliki sudut sebanyak delapan itu hanya tanda bahwa bata itu produk seseorang. Kalau di zaman Majapahit dulu, itu adalah mainan anak yang terbuat dari tanah liat," lanjut Aris.
Selain itu, beberapa temuan lainnya yakni pecahan genting, lampu berbentuk seperti asbak yang terbuat dari tanah liat (celupak), dan juga fragmen jambangan air. Bila dibandingkan dengan situs yang ditemukan di Kota Trowulan, temuan kali ini diduga kuat berasal dari akhir zaman Kerajaan Majapahit.
Sejak meninjau temuan yang berlokasi sekitar 10 km dari Kota Trowulan ini pada Minggu (2/1/2011) lalu, tim dari BP3 berencana akan melanjutkan penggalian hari ini (4/1/2011) hingga Sabtu (8/1/2011) nanti.
Sejauh ini, tim telah menggali tanah di lokasi seluas 10x5 meter. Pondasi rumah ini ditemukan dengan kedalaman sekitar 5-60 cm dari permukaan tanah. Ukuran bata yang ditemukan yakni dengan panjang bervariasi mulai 25- 30 cm dengan ketebalan 6-8 cm.
Diberitakan sebelumnya. sebuah situs yang diduga sebagai bekas bangunan petinggi Kerajaan Majapahit ditemukan warga di lahan persawahan milik Suprapto, warga Desa/Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Minggu (2/1/2011) pagi.
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini