Panisah berangkat ke Arab Saudi pada tahun 2002 melalui PJTKI PT Boxsan Laprindo yang beralamat di Kelapa Gading, Jakarta. Kala itu, ia dilantarkan oleh salah satu teman yang bernama Aftoni.
"Sejak berangkat, hanya pada tahun pertama memberi kabar ke keluarga dan sempat mengirimkan uang. Tapi, setelah itu sudah tidak pernah lagi ada kabarnya sampai saat ini," kata Ramijan (40), suami Panisah saat melapor ke Disnaker, Kamis (2/12/2010) dengan didampingi Katim, Sekretaris Desa (Sekdes) Bendo.
Ketika berangkat, Panisah meninggalkan suami dan dua anak lelakinya, Puryanto dan Hendro Cahyono yang saat itu masih kecil. Ketika itu, keluarga merelakan kepergian Panisah dengan harapan bisa memperbaiki ekononi keluarga.
"Tapi, karena tak kunjung ada kabar. Kedua anak kami juga tidak bisa melanjutkan sekolah. SD saja keduanya tidak lulus," ujar lelaki yang keseharianya bekerja sebagai tukang becak dan buruh tani ini. "Dan kedua anak saya sekarang sudah mulai besar. Karena tidak punya ijazah, jadi hanya bisa ikut kerja sebagai buruh tani," imbuhnya.
Meski terus menanti kabar dan kedatangan Panisah, selama bertahun-tahun pihak keluarga mengaku masih bisa bersabar. Tapi, setelah banyak kabar di media massa tentang kasus-kasus penganiayaan terhadap TKW di Arab Saudi, keluarga pun mulai kelabakan untuk memburu kabar dan mencari tahu keberadaan Panisah.
"Beberapa waktu lalu kami sempat mendapat kabar dari Halimah, juga warga Bendo yang bekerja di Arab Saudi. Katanya, Panisah ikut bekerja di rumah seorang majikan bernama Nuri yang beralamat di Algazim, Huraidah. Kami juga diberi nomor telponya +9666.384.6686," kata Sekdes Katim.
"Ketika nomor telpon itu kita hubungi, sempat ada yang mengangkat. Tapi, baru beberapa kata sudah dimatikan lagi," sambungnya.
Karena tak kunjung ada kejelasan, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk melapor ke Disnaker Bojonegoro. "Harapan kami, pemerintah bisa membantu mencari keberadaan Panisah," tambah Sekdes Katim.
Menanggapi hal itu, Ruslantoyo, selaku Humas Disnaker menyatakan bahwa menyarankan kepada keluarga supaya membuat laporan secara tertulis untuk bisa ditindaklanjuti dengan mengkonfirmasikan ke PJTKI yang bersangkutan dan memberitahukan kepada KBRI di Arab Saudi.
"Kita menyarankan, supaya keluarga buat laporan secara tertulis. Dan kami berjanji akan menindaklanjuti laporan ini," jawab Ruslantoyo. (bdh/bdh)