Aksi warga ini dilakukan dengan menutup saluran air dengan bebatuan, menggedor-gedor pintu pabrik, mencorat-coret dan menutup akses jalan poros desa dengan beberapa drum serta bebatuan.
Selain itu warga juga membakar kayu, kertas dan pipa air milik yang diletakkan di depan pabrik. "Keberadaan pabrik ini merugikan warga sekitar. Karena bau limbah sangat menyengat dan air sumur milik warga juga kotor," teriak salah satu korlap aksi, Sugianto (32), Kamis (2/12/2010).
Warga menuntut pihak pabrik menemuai massa dan mengajak berunding. Jika keinginan itu tidak dihiraukan, warga akan menutup paksa pabrik yang baru beroperasi setahun terakhir.
Pihak pabrik sendiri hingga pukul 10.00 WIB belum juga keluar menemui warga. Sementara ratusan polisi dari Polres Mojokerto berjaga di dalam dan luar pabrik.
(fat/fat)