.webp)
Sebelum diterjang angin puting beliung, tampak awan Cumulunimbus (CB) berwarna hitam tampak memayungi kedua dusun itu. Tak sampai 5 menit, awan hitam itu melahirkan angin puting beliung.
Awalnya, angin puting beliung yang dikalangan warga Madura disebut angin "palak taon" itu menerjang kawasan perswahan. Kontan saja belasan pohon besar tumbang dibuatnya.
Angin palak taon itu terus menderu-deru menuju kawasan rumah penduduk di Dusun Konten. Tak kurang 12 rumah penduduk hancur. Angin palak taon terus melaju menerjang Dusun Pakonganan dan merobohkan 8 rumah.
"Selain 20 rumah roboh, angin puting beliung itu merusak puluhan rumah yang lain," ujar Erianto, tokoh Karang Taruna Desa Banyupele yang rumahnya ikut rusak diterjang angin palak taon, Rabu (1/12/2010).
Menurut Erianto, angin puting beliung terjadi menjelang adzan Ashar sekitar pukul 14.20 WIB. Beruntung, tidak ada korban jiwa. "Saat terdengar suara gemuruh angin, kami dan seluruh warga berlari menjauhi rumahnya masing-masing dan mencari perlindungan di tempat aman," jelas Erianto.
Erianto mengaku saat angin menerjang, banyak warga yang berlindung di masjid dan lari ke tengah sawah yang aman dari terjangan angin. "Kami kembali ke rumah masing-masing setelah hujan mereda," imbuh Erianto.
Pantauan di lapangan menunjukkan seluruh barang rumah tangga di dalam rumah yang hancur tak bisa diselamatkan lagi. Banyak pesawat televisi, radio tape, barang pecah belah, lemari baju dan kasur luluh lantak karena diambruki gentng dan tembok rumah.
"Yang kasihan adalah anak-anak sekolah. Tas, buku dan alat tulisnya banyak yang rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Apalagi curah hujan sangat lebat setelah terjangan angin puting beliung," sambung Sulihah, seorang warga yang rumahnya hancur diterjang angin puting beliung.
Kapolsek Palengaan, AKP H.Fauzan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Danramil dan Satpol PP untuk membantu warga merehab rumahnya.
(fat/fat)
