Gerbang tua atau yang juga dikenal dengan nama Gerbang Masjid Lawang Songo, berada di depan kiri masjid dengan jarak sekitar 100 meter. Meski ada penambahan serambi, gerbang tua saat ini berdiri di atas halaman luar masjid atau yang biasa disebut kantor muktamar.
Keberadaannya cukup menyita perhatian pengunjung di Ponpes Lirboyo, karena gerbang yang masih utuh itu terbuat dari kayu beratapkan genting tua, berdiri diatas lantai dengan ubin keramik warna hitam mengkilap.
"Gerbang ini ada sejak tahun 1910, bareng dengan pendirian masjid dan pondok. Sampai sekarang tetap dipertahankan, yang salah satu tujuannya menjaga kelestarian peninggalan pendiri," kata Khoirul Anam, salah seorang pengurus Ponpes Lirboyo, saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (19/11/2010).
Di mata ribuan santri Lirboyo, Gerbang Masjid Lawang Songo juga disebut sebagai gerbang pendidikan.
Di sela-sela istirahat seusai mengikuti pelajaran dan jamaah salat, tak sedikit santri yang
memiliki bersandar atau sekedar mendekat untuk menghafal Al Quran, memahami kitab kuning serta aktivitas belajar lainnya. Sejauh ini secara turun temurun seluruh santri yakin pilihan itu akan memudahkannya dalam belajar.
"Makanya tidak heran kalau sampai ada yang membawa kopi dan makanan ringan di sini, karena memang tempatnya enak untuk belajar. Kami sendiri tidak masalah, asalkan dibersihkan lagi," jelas Anam.
Gerbang Masjid Lawang Songo, masih menurut Anam, juga sebagai penjaga kesehatan santri dan seluruh elemen di Ponpes Lirboyo. Keputusan penggantian gentingnya, bersamaan dengan pembangunan serambi luar pernah berujung pada sakitnya hampir semua santri. Tak heran, hingga saat ini Gerbang Masjid Lawang Songo tetap dipertahankan seperti bangunan aslinya.
"Itu sekitar 20 tahunan yang lalu. Saya sendiri saat itu belum mondok di sini, tapi memang banyak orang yang menceritakan dan membenarkan kejadian itu," ungkap Anam serius.
(wln/wln)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini