Gula Merah Buatan Warga Kediri Tembus Pasar Jepang

Gula Merah Buatan Warga Kediri Tembus Pasar Jepang

- detikNews
Kamis, 04 Nov 2010 08:55 WIB
Kediri - Jawa Timur dikenal sebagai sentra pertanian tebu, termasuk juga didalamnya adalah sejumlah komoditas olahannya seperti gula merah. Dari sekian banyak petani dan pengrajin yang ada, satu yang patut diacungi jempol adalah Ahmad Ruba'i, lelaki
berusia 71 tahun asal Desa Slumbung, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Sejak 15 tahun silam, dia dikenal sebagai satu-satunya eksportir komoditas tersebut asal Indonesia.

Membuka usahanya pada tahun 1976, Ruba'i mengawalinya dengan memproduksi gula merah yang hanya dipasarkan di lokal Kota dan Kabupaten Kediri. Kondisi itu dijalani hingga belasan tahun, dan perubahan mulai datang pada tahun 1994.

Bermula dari datangnya seorang pengusaha asal Jepang ke tempatnya, setelah sebelumnya dikenalkan oleh staf Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Ruba'i mulai menemukan titik terang dari usahanya. Dari pertemuan yang terjadi  keduanya lantas sepakat tukar pengalaman, meski sang pengusaha aslinya seorang importir kayu jati.

Sang pengusaha menginap dan mempelajari proses pembuatan gula merah selama 25 hari, dan sebagai gantinya Ruba'i diajak ke Jepang selama seminggu, untuk diajarkan proses pengolahan dari komoditas produskinya secara lebih baik.

"Pulang dari Jepang saya langsung coba terapkan, tapi ternyata juga tidak gampang. Saya tak menyerah dan terus mencoba sambil berkonsultasi, sampai pada pertengahan 1995 produski saya dinyatakan layak ekspor ke Jepang," urai Ruba'i menceritakan perjalanan usahanya, saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Kamis (4/11/2010).

Selama belasan tahun sejak tahun 1995, Ruba'i menjadi langganan tetap sejumlah pengusaha di Jepang agar mengirimkan gula merah produksinya. Yang mengejutkan, hasil produksi Ruba'i ini menyisihkan produk sejenis dari sejumlah negara, seperti China,
Thailand, Vietnam, India, Bolivia dan Brazil.

"Kalau kualitas kami masih yang terbaik dan itu diakui sendiri oleh pengusaha di Jepang," tandas Ruba'i.

Ruba'i menjelaskan, pengakuan sebagai produsen gula merah dengan hasil terbaik, disandangnya setelah berhasil menjaga keinginan konsumen selalu terpenuhi. Khusus
pasar Jepang, konsumen rata-rata menginginkan gula yang bersih, kadar gula dan air
tepat sesuai dengan ketentuan.

"Satu lagi karena kami tidak menggunakan pewarna, itu yang dimaksud bersih oleh
pengusaha Jepang. Selain itu kadar gula kami masih 80 persen, persis seperti yang
diizinkan edar di Jepang," papar Ruba'i.

Dalam setiap tahun Ruba'i mengirimkan sedikitnya 244 ton gula merah, yang di Jepang
dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan syirup dan 2 olahan selanjutnya, yaitu cuka
dan alkhohol. Dengan catatan harga gula merah mencapai Rp 7000 per kilogram, omzet
yang dimiliki Ruba'i Rp 17, 6 Miliar.

(bdh/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.