Produsen Aqua: Temuan di Malang Kasus Tunggal

Kertas di Dalam 1 Galon Aqua

Produsen Aqua: Temuan di Malang Kasus Tunggal

- detikNews
Selasa, 03 Agu 2010 20:03 WIB
Pasuruan - Penemuan benda asing semacam kertas di sebuah galon yang dijual Minarno, warga Malang, dinilai PT Tirta Investama, adalah kasus tunggal. Sebagai produsen Aqua, penelitian akan dilakukan secara mendalam.

Namun perusahaan air mineral pertama di Tanah Air ini memberikan apresiasi besar kepada konsumen yang telah memberikan masukan demi peningkatan kualias produk Aqua.

"Kami berterimakasih atas kerjasama baik yang telah diberikan dan yang bersangkutan telah menerima penjelasan dari kami," kata Corporate Communication Director, Troy Pantouw dalam siaran pers yang diterima detiksurabaya.com, Selasa (3/8/2010).

Menurut dia, keluhan salah satu mitra usaha tersebut sudah ditindaklanjuti secepatnya. Dan fokus utama perusahaan kata Troy adalah upaya memberikan produk terbaik bagi konsumen. "Sebagai bagian dari proses penelitian internal yang kami lakukan, kami telah melakukan review sistem dan proses kendali mutu di perusahaan kami yang telah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku," terangnya.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, jelas Troy, kejadian di Malang itu merupakan kasus tunggal. "Akan terus kami dalami dan tidak terjadi pada produk lain yang diproduksi oleh pabrik Kebon Candi maupun pabrik lain," terangnya.

Dengan adanya informasi keluhan konsumen itu, lanjut Troy, PT Tirta Investama mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan kepada perusahaan.

"Sehingga kami dapat terus melakukan perbaikan secara terus menerus dan meningkatkan kualitas dan layanan terhadap konsumen setia," katanya.

Sementara dalam kunjungan di Pabrik Kebon Candi Pasuruan, Selasa (3/8/2010) detiksurabaya.com berkesempatan menyaksikan proses produksi air mineral Aqua berukuran 19 liter. Di pabrik yang berdiri di atas lahan 65.832 meterpersegi itu, manejemen menunjukkan sumber air maupun proses pembersihan galon yang berasal dari konsumen hingga pengisian yang dilakukan dengan standar cukup ketat.

"Ada lima tahap di bagian inspection yang harus dilalui. Total Inspection Intergrated System (TIIS)," terang Plant Manager Pabrik Kebon Candi Benediktus Tjahjadi didampingi Corporate Communication PT Tirta Investama Michael Liemena dan Wulan.

Galon kosong yang berasal dari konsumen saat tiba di pabrik langsung diperiksa secara ketat untuk mengetahui kondisinya. Jika bermasalah dan dinilai tidak layak langsung disisihkan.

"Inspeksi kedua itu lebih ketat lagi. Yaitu ada petugas khusus untuk memeriksa bau dan visual," katanya. Karena itu si petugas diinspection kedua itu digilir dalam waktu yang tidak panjang. Alasannya demi menjaga stamina dan tingkat ketelitiannya.

Setelah lolos dari pemeriksaan, galon tersebut terang Benediktus Tjahjadi masuk ke mesin washer. Di mesin tersebut secara otomatis pembersihan dan pencucian menggunakan detergent maupun bahan kimia anti kuman berlangsung. "Kotoran tidak akan lolos di sini. Karena luar dalam dibersihkan secara mendetil," kata dia.

Dan kemudian setelah pencucian rampung maka masuk ke bagian filler. "Galon-galon itu diisi. Petugas yang bertugas harus benar-benar steril dan berpakaian khusus. Si petugas ini harus melalui 6 pintu, harus disemprot biar bersih benar," terangnya.

Selain sterilisasi di proses produksi, di lingkungan pabrik juga diberlakukan peraturan yang cukup ketat. Misalnya larangan membawa durian. "Durian tidak boleh masuk," jawabnya. Sebab aromanya bisa  mempengaruhi kualitas rasa air mineral yang tengah diproduksi, tambahnya. (gik/gik)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.